spot_img

Antara Filsafat Dan Filsyahwat

Belum lama muncul meme pengaharaman Klepon, muncul yang lain soal pengharaman Filsafat. Duh. Hidup kok mung halal haram tok. Nggak ada yang liyan, enggak putek apa pikiranmu, Mblo, Mblo!

Ilmuan memaknai filsafat itu ada banyak makna, termasuk berfikir dengan logis dan benar. Enggak halal haram doang. Emangnya fikih?! Dan kalau mau jujur, filsafat tuh tak bisa lepas dari kehidupan manusia, Mblo. Sejak seseorang mulai bisa berbincang secara dewasa, maka sejak itu ia harus berfilsafat, dalam artian harus berfikir secara benar, runut, dan logis. Emang susah sih kalau otaknya cuma halal haram doang, ndesu.

Meme yang beredar mengutip pendapat Imam Syafi’i, yang menyatakan ia benci dengan ilmu filsafat dan ahlinya. Secupet itu. Duh. Apa ia tak melihat sejarah, sosial dan budaya dulu zaman keemasan Abbasiyah, di mana banyak Filsuf lahir, seperti Al-Farabi, ar-Razi, Al-Ghazali, dan lainnya? Mereka hadir untuk melawan dogamtisme agama, loh, melawan cara beragama yang hanya halal haram doang.

Apa yang buat meme gatau atau gamautau? Atau barangkali, yang mengharamkan filsafat di meme ini justru manusia yang juga hendak dilawan oleh Al-Ghazali dan kawannya itu, yang mau hidup mundur lagi dengan urusin mung halal haram tok? Atau mau cuti nalar selama hidupnya? Sekali lagi, Mblo, sejak zaman Abbasiyah, filsafat hadir untuk menuntas kebodohan. Berfikir jumud. Kok sekarang mau diharamkan? Apa mau menternak kebodohan itu?

Pertanyaan deh, yak, apakah ketika Imam Syafi’i tidak suka dengan filsafat lantas ia mengharamkan filsafat? Tidak lah, cuy. Membenci dan mengharamkan teh dua hal yang berbeda. Apalagi kalau ditarik ke ilmu fikih, makruh dengan haram, beda dong. Terus kenapa dianggap haram? Ya mungkin taunya halal haram doang mau gimana.

Dan nih yak, pendapat Imam Syafi’i yang dinukil dari Tarikh Al-Islam Imam Ad-Dzahabi, kalau dicek di kitabnya, ternyata ia bukan benci filsafat loh, tapi benci ilmu kalam. Mengapa? Karena di dalamnya banyak pertikaian tentang banyak persoalan, seperti melihat Allah dengan fisik atau tidak, qadimnya alam atau hadis, dan lainnya. Syafi’i ‘geram’ melihat beragama utak-atik di situ terus. Jadi ga ada beliau benci apalagi mengharamkan filsafat.

Tapi, sebetulnya, kalau melihat esensi yang dibenci Syafi’i, ia bukak benci filsafat, bukan juga kalam secara keilmuan, tetapi benci kepada pertikaian yang dimulai dengan atas nama agama. Apa juga mungkin si pembuat meme ini terklasifikasi masuk orang-orang yang Syafi’i benci? Semoga sih tidak yak.

Di lain itu Mblo, para ilmuan banyak yang memberi penegasan bahwa filsafat adalah induk dari segala ilmu, sebab setiap ilmu di dalamnya dituntut untuk logis, dan berfikir benar. Filsafat hadir untuk membuat orang tidak fanatik, tidak acak kadul salam berfikir, termasuk enggak mau makan Klepon. Mana mungkin kok diharamkan?

Sudah ah. Jangan lupa, bacanya sambil baca buku filsafat, dan sekaligus sambil ngemil makan Klepon yang sudah disatukan dengan Kurma. Haram juga? Duh. Benar mau mengharamkan filsafat, apa alasan logisnya? Atau jangan-jangan, karena banyak filsyahwat?! Eh.

Penulis: Tim Media Nuansanet.id

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles