Sebagian masyarakat di Indonesia masih mempercayai terhadap praktik perdukunan. Bagi mereka, dukun merupakan orang sakti yang memiliki kemampuan khusus seperti bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib, mengobati gangguan nonmedis, memperlancar rezeki, pesugihan, pelet, dan sebagainya.
Tahukah anda? Berkonsultasi kepada dukun merupakan dosa besar. Sebab, kesaktian yang dimiliki dukun merupakan bantuan dari jin yang sebenarnya memiliki misi untuk menyesatkan manusia. Dalam satu hadits riwayat Imam Muslim dijelaskan, orang yang mendatangi dukun tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Artinya, “Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” (HR Muslim)
Maksud tidak diterima pada hadits ini bukan berarti shalatnya tidak sah, akan tetapi orang tersebut tidak menerima pahala ibadahnya sehingga shalatnya tidak wajib diqadha.
Dalam hadits lain Nabi mengatakan bahwa orang yang mendatangi dukun dan mempercayai ucapannya, maka bisa sampai kafir. Rasulullah bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Artinya, “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR Ahmad)
Dari hadits ini dapat dipahami, orang yang bisa sampai kafir ketika mendatangi dukun adalah jika ia mempercayai bahwa si dukun tersebut sakti dengan dirinya sendiri, bukan melalui perantara jin. Sehingga, jika mempercayai kesaktiannya dari jin maka berdosa tapi tidak sampai kafir.
Selanjutnya, dalam hadits lain Rasulullah juga menyampaikan bahwa orang yang mendatangi dukun untuk berkonsultasi, maka pintu taubat ditutup selama empat puluh hari baginya. Jika ia mempercayai ucapan si dukun, maka bisa sampai kafir. Dijelaskan dalam hadits berikut:
وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ عَنْ وَاثِلَةَ وَلَفْظُهُ: «مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ حُجِبَتْ عَنْهُ التَّوْبَةُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً، فَإِنْ صَدَّقَهُ بِمَا قَالَ كَفَرَ
Artinya, “Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Watsilah, berikut lafalnya, ‘Barangsiapa mendatangi seorang dukun dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka tidak akan diterima taubatnya selama empat puluh malam. Jika ia mempercayai apa yang diucapkannya maka bisa sampai kafir.
Oleh sebab itu, sebagai muslim haram bagi kita untuk mempercayai dukun atau paranormal. Sebab, sebenarnya mereka tidak bisa mengetahui hal-hal gaib. Hanya Allah swt yang tahu perkara gaib atau orang-orang khusus yang dikehendaki-Nya seperti para rasul melalui wahyu atau orang-orang saleh melalui ilham. Dijelaskan dalam Al-Qur’an.
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَداًلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَداً
Artinya, “(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. Al-Jin: 26-27)
Semoga kita semua dijauhkan dari kepercayaan terhadap praktik perdukunan. Apalagi zaman sekarang banyak dukun palsu. Dia tidak memiliki kemampuan apa-apa tapi mengaku sakti den melakukan berbagai penipuan kepada pasiennya. Wallahu a’lam.[]