Sudah menjadi maklum adanya sebuah hadits yang cukup masyhur di kalangan masyarakat, yang, kurang lebih artinya ialah “Surga di telapak kaki Ibu”. Hadits ini, banyak digunakan oleh orang tua untuk mengatur anak-anaknya.
Hadits yang kalimat Arabnya berbunyi, ‘Al-Jannah tahta aqdam al-ummahat’ ini sepintas dipahami sebagai haditsnya Ibu, untuk melakukan motivasi kepada anak sehingga selalu berbakti kepada Ibunya, dalam keadaan apapun.
Tidak ada yang salah memang dengan ketentuan ini. Karena memang, seorang anak, wajib hukumnya untuk selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, lebih-lebih kepada Ibunya. Anak yang tidak taat kepada Ibunya, cukuplah ia dinamakan sebagai anak durhaka.
Tetapi hadits yang artinya ‘surga di telapak kaki ibu’ ini sebetulnya tidak mutlak diterapkan dalam semua konteks. Ada konteks dimana surga tak berada di kaki ibu, namun di bawah telapak kaki anak. Hadits ini menjadi haditsnya anak.
Bagaimana misalnya? Di zaman yang semakin edan ini kita sering mendengar berita orang tua yang enggan mau mengurusi anaknya, bahkan hingga membuang dan membunuh hatinya. Atau minimal, ia tak mau untuk sekadar memperhatikan masa depan anaknya.
Apakah orang tua yang demikian memiliki surga di telapak kakinya bagi anaknya itu? Jawabannya tidak. Surganya orang tua jsutru berada di bawah telapak kaki anaknya. Jika ia bisa mendidik anaknya dengan baik, mengurusinya, mempertanggung jawabkan ya, barulah ia bisa mendapatkan surga di telapak anaknya itu.
Hadits di atas tidak bisa dipolitisasi hanya untuk orang tua untuk memaksa anaknya melakukan hal-hal yang tidak baik bagi anaknya, apalagi bertentangan dengan syariat Islam. Hadits di atas berlaku bukan hanya untuk anak atas ibunya, tetapi juga berlaku bagi ibu atas anaknya.
Surga Allah ada di telapak kaki anak dan ibunya. Keduanya bisa mendapatkan surga bila mana bisa menjalankan tugas dan kewajiban Allah dan hak serta kewajiban satu sama lain. Surga milik Yang Maha Kuasa bisa berada di bawah telapak kaki anak. Wallahu A’lam.[]
