Suatu hari, Zun Nun Al-Mishri jalan-jalan ke sungai Nil. Di sana ia melihat seekor kalajengking bergerak dengan sangat cepat. “Kalajengking yang bergerak cepat ini pasti memiliki tugas yang harus diselesaikan,” guman Al-Mishri dalam hati.
Karena penasaran, Al-Mishri lalu mengikuti kalajengking tersebut sampai ke tepian sungai. Di sana Al-Mishri melihat ada seekor katak. Tanpa diduga, kalajengking itu menaiki punggung si katak lalu menyeberangi sungai Nil. Untuk kedua kalinya Al-Mishri bergumam, “Semua ini pasti ada maksudnya.”
Karena masih penasaran, lalu Al-Mishri menggunakan sebuah perahu menyeberangi sungai membuntuti kalajengking. Kalajengking pun sampai di tepian sungai dan turun dari punggung katak. Tampak kalajengking bergegas menuju sebuah pohon.
Tak disangka, di bawah pohon itu terdapat seorang pemuda yang terkapar akibat mabuk berat. Tepat di atas pemuda itu ada seekor ular besar dan hendak mematuknya. Kalajengking kemudian menyengat ular tersebut dengan racunnya. Sang ular pun mati seketika. Setelah itu, kalajengking pun pergi.
Al-Mishri yang melihat kejadian itu kemudian segera membangunkan pemuda mabuk itu.
“Hai, bangunlah! Lihatlah, bagaimana Allah menolongmu betapapun kau menghianati (bermaksiat)-Nya,” kata Al-Mishri.
Perlahan pemuda tersebut bangun dan sadar. Al-Mishri kemudian menceritakan kisah yang dilihatnya kepada pemuda tersebut. Mengetahui apa yang terjadi, pemuda itu pun segera bertaubat kepada Allah di hadapan Zun Nun Al-Mishri.
Referensi: Kisah ini terdapat dalam kitab Tafsir Manhaj Al-Shadiqin