spot_img

Habib Luthfi: Tiga Prinsip Ini yang Menjadikan Pekalongan Minim Konflik Keagamaan

Kota Pekalongan yang dikenal sebagai kota Batik memiliki pengalaman unik soal kerukunan umat beragama. Kota dengan dihuni oleh tiga etnis itu tidak terlihat ada konflik beragama, sejak pasca reformasi hingga sekarang. Kalaupun ada, tidak sampai membesar hingga menimbulkan perpecahan.

Salah satu tokoh yang menjadi panutan di kota tersebut adalah Habib Luthfi. Suatu hari penulis mendaptkan kesempatan untuk bersilaturrahmi dan menanyakan perihal sesuatu yang menjadikan kota Pekalongan minim konflik.

“Habib, apa yang membuat kota ini minim sekali dengan konflik?”

“Memang, di kota Pekalongan tidak ada isu permusuhan atas nama agama yang sampai berkepanjangan. Ada tiga hal yang menjadikan Pekalongan warganya tetap rukun dan guyub”
“Apa saja, Habib?”

Pertama, kemanusiaan. Kemanusiaan dalam arti seluruh manusia dalam memandang orang lain harus mengutamakan sisi kemanusiaannya, bukan ras, suku apalagi agamanya. Dengan begitu semua manusia dapat rukun tanpa dicerobohi oleh kepentingan-kepentingan agama sekalipun”.

Kedua, persaudaraan. Sudah cukup menjadi bukti bahwa semua manusia adalah satu Bapak dan Ibu, yaitu Adam dan Hawa. Tidak ada alasan bagi kita semua untuk bersaudara dengan siapapun. Beragama apapun. Beretnis apapun”.

“Sedangkan ketiga, menyadari prinsip ketuhanan. Prinsip ini maksudnya ialah bahwa tidak ada yang berhak merasa paling berkuasa, paling benar atau paling pintar dari pada yang lain. Prinsip tauhid yang hakiki adalah meyakini bahwa segala pujian apapun hanya milik Allah. Sehingga tak pantas kemudian jika ada seseorang yang mengaku beragama namun merasa paling tinggi dibanding yang lain”.

Menurut Habib Luthfi, jika setiap manusia menyadari secara serius tiga hal di atas, maka konflik keagamaan yang menimbulkan keresahan masyarakat akan hilang atau minimal terminimalisir. Begitulah yang telah dipraktikkan di kota Pekalongan. Konflik keagamaan sudah bukan menjadi ranah masyarakat, karena mereka telah menyadari bahwa semua mereka adalah manusia, bersaudara dan sama-sama hamba Allah Swt.

Wallahu A’lam.

Previous articleRahmat Allah melebihi Murka-Nya
Next articleKatanya

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles