Pandemi virus Corona yang telah mengglobal di belahan dunia kini menjadi tantangan setiap negara. Pada mulanya, virus ini lahir dari kota Wuhan, Cina, dan kemudian menyebar ke kota-kota lain hingga ke negara-negara lain termasuk di Indonesia. Sebagian orang menganggap virus Corona (karena muncul dari Cina) sebagai azab Allah Swt yang menimpa orang-orang yang tak beriman.
Hari demi hari dan bulan demi bulan virus ini juga menjangkit negara-negara lain yang bukan saja menjangkit negara mayoritas non Muslim, tetapi juga negara mayoritas Muslim, seperti Palestina, Mesir, bahkan Saudi Arabia. Kenyataan ini perlahan membantah dugaan yang menganggap bahwa virus Corona adalah azab yang hanya mengenai manusia yang tidak beriman.
Menanggapi hal ini, pakar tafsir Al-Qur’an Quraish Shihab membantahnya. Menurut beliau, tidak tepat jika virus Corona dikatakan sebagai azab Allah, akan tetapi yang tepat adalah musibah atau fitnah. Sebab, menurutnya, ketika Allah akan menurunkan azab kepada makhluk-Nya maka Ia akan memisahkan terlebih dulu antara orang yang beriman dan yang tidak.
Kisah Nabi Nuh As dan kaumnya menjadi bukti akan itu. Di mana, sebelum Allah menurunkan banjir bandang, Allah melalui Nabi Nuh menyuruh agar kaum yang taat dan beriman menaiki perahu yang telah dibuatnya. Sedangkan orang-orang yang tak beriman tidak mau (dibiarkan) hingga kemudian tenggelam bersama banjir besar (QS. Hud [11]: 25-26).
Kita juga bisa belajar dari kisah Nabi Luth As dengan kaumnya, sebelum Allah turunkan azab berupa hujan batu kecil atau kerikil. Allah melalui Nabi Luth memisahkan orang yang beriman dan yang tidak. Yang tidak beriman, termasuk istri Luth, tidak mau mengikuti apa kata Luth, sedang yang beriman mengikutinya hingga mereka selamat dari azab Allah (QS. Hud [11]: 25-26).
Sementara jika teguran Allah berupa musibah atau fitnah, maka itu tidak hanya menimpa siapa yang beriman dan taat kepada-Nya, namun juga bisa menimpa mereka yang beriman. Dalam konteks ini Allah berfirman:
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya (QS. Al-Anfal [8]: 25).
Menurut penulis tafsir Al-Mishbah tersebut, azab menimpa orang yang enggan beriman. Sedang musibah atau fitnah tidak. Musibah merupakan keniscayaan kehidupan yang pasti akan menimpa seseorang untuk menguji keimanannya. Allah Swt berfirman:
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun (QS. Al-Mulk [67]: 2).
Masih menurutnya, azab didatangkan Allah kepada manusia karena kedurkaan mereka agar mereka sadar. Musibah diturunkan kepada mereka yang beriman agar sabar dan tidak salah dalam menghadapinya. Musibah merupakan kepastian yang akan menimpa manusia. Tidak seorang pun dalam kehidupannya lepas dari namanya musibah. Karena musibah akan mempertebal keimanan seseorang jika dapat melewatinya dengan sabar (QS. Al-Baqarah [2]: 155).
Ala kulli hal, Allah menurunkan virus Corona ke seluruh dunia bukan merupakan azab, akan tetapi musibah atau fitnah. Dikatakan musibah karena menimpa orang-orang yang yang tidak beriman dan juga orang yang beriman. Tidak dikatakan azab karena tidak hanya menimpa orang-orang yang tidak taat kepada-Nya. Karena virus ini merupakan musibah, maka itu merupakan keniscayaan kehidupan yang sudah Allah takdirkan. Musibah virus ini dapat menebalkan iman seseorang jika dapat melewatinya dengan sabar. Sebaliknya, akan menjadi nestapa bagi mereka yang tidak sabar dalam menghadapi.
Penulis: Tim Redaksi.