Musim pandemi masyarakat dunia menghadapi penyakit yang menular, bahkan mematikan, yaitu Covid-19. Semua orang berusaha sekuat tenaga untuk bisa bebas dari wabah menakutkan itu. Bahkan, hampir dua tahun mereka berada dalam kondisi mengkhawatirkan tersebut.
Namun, pandemi sebetulnya bukan hanya masalah Covid-19 saja, tetapi juga terorisme. Keduanya sama-sama menular, sama-sama mematikan. Jika virus Corona ditemukan vaksinnya, terorisme sulit dicarikan. Demikian disampaikan Lufaefi, pada Seminar Nasional Pembinaan dan Pembekalan Kebangsaan untuk Mencegah Terorisme dan Radikalisme, di Jakarta (31/07/21).
Lufaefi menyebut, Indonesia masih menjadi target terorisme karena beberapa alasan, seperti keragaman agama yang dianut masyarakatnya, banyak kelompok teror yang masih eksis, dan adanya beberapa orang yang pernah pergi ke negara-negara Timur Tengah terutama Suriah, yang memicu penyebaran virus radikalisme-terorisme.
“Indonesia darurat terorisme. Target yang dijadikan kaderisasi bersifat random, yang cenderung mengorbankan orang-orang yang tak bersalah. Kenyataan ini membahayakan keamanan nasional, bahkan internasional.” tandas penulis buku Nasionalisme Qur’ani itu.
Dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir STAI Nurul Iman Bogor itu juga menyebut, penyebaran virus terorisme yang cepat menular ini dilakukan melalui empat media, yaitu secara person per-person, kajian, sosial media, dan internet. Ia berharap agar masyarakat lebih waspada dengan pandemi ini, kalau bisa ketahui ciri-cirinya dengan cermat.
“Tak hanya waspada penularan Covid-19, kita harus juga waspada penularan wabah terorisme, ciri-cirinya, yaitu intoleran, fanatik, ekslusif dalam memahami agama, dan revolusioner menggunakan kekerasan.” kata beliau dalam acara yang juga dihadiri eks Napiter itu.
Alumnus Ponpes Khas Kempek Cirebon itu berharap agar masyarakat Indonesia bersama-sama untuk menjauhkan anak-anaknya dari faham yang membahayakan perdamaian negeri ini. Caranya, dengan menegakkan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai universal agama. Selain itu, harus berilmu dan beramal untuk agama, bangsa, dan negara.
“Kita harus lawan bersama faham yang mengancam keutuhan bangsa. Memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan agama (Islam) adalah salah satu kuncinya. Keseimbangan dalam membela agama dan negara jadi kunci menolak wabah terorisme.” pungkasnya.[]