spot_img

Merajut Kembali Tenun Kebangsaan

Foto: ekspos.co.id
Keberagaman di Indonesia merupakan suatu keniscayaan sekaligus keindahan. Kekayaan yang elok bagi tenun kebangsaan. Keragamannya itu bagai sebuah kanvas putih yang dilukis dengan berbagai macam warna yang menghasilkan suatu karya yang begitu memanjakan mata.
Itulah Indonesia. Sebuah negara yang indah karena ragam coraknya. Suatu bangsa yang bersatu padu di tengah-tengah keberagamannya. Ini merupakan watak dasar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai keberagamannya harus terus-menerus dikampanyekan dan diviralkan.
Agar supaya watak dasar keberagaman ini tetap bertahan dan tidak didegradasi dari jiwa bangsa Indonesia, generasi anak bangsa harus berkomitmen merawat dan menjaga keindahan keragamannya, baik keragaman agama, budaya, etnis, suku dan ras. 
Salah satu jalan terbaik dalam menjaga keberagaman sebagai watak dasar bangsa ialah melalui pendekatan agama. Mengingat pola dasar kehidupan masyarakat Indonesia sangat besar dipengaruhi oleh agama. 
Itulah mengapa, sila pertama dasar negara Indonesia yang terambil dari nilai-nilai kehidupan bangsa dan masyarakat adalah Ketuhanan. Ini menunjukan bahwa para pendiri bangsa kita melihat agama sebagai salah satu organ vital dalam diri bangsa Indonesia. 
Dari sini agama dapat dikatakan sebagai organ yang mampu mempengaruhi setiap detil pola hidup individu maupun masyarakat Indonesia. Agama dapat menjadikan tenun bangsa selalu dalam keeratannya. Selain karena agama merupakan kodrat setiap manusia. 
Fenomena yang terjadi belakangan menunjukan adanya ketidakharmonisan hubungan agama dan keberagaman. Agama seakan diposisikan sebagai musuh dari keberagaman. Banyak kasus yang mencerminkan adanya penolakan terhadap perbedaan dan adanya upaya untuk menyaturagamkan bangsa ini. 
Pelarangan pendirian tempat-tempat ibadah non muslim di banyak titik menjadi bukti disentegrasi antar agama dan keberagamaan itu. Begitupun, penggunaan agama tertentu untuk menjatuhkan pemeluk agama lain karena berbeda pendapat dalam urusan politik. Agama kerap dibenturkan dengan keberagaman.
Hal itu tentunya bukanlah hal yang benar, apalagi dilakukan dengan cara yang samasekali tidak dapat dibenarkan, seperti persekusi, pengeboman, pembunuhan, dan lain sebagainya. Karena watak asli dari agama adalah kasih sayang, welas-asih terhadap perbedaan.
Perbedaan, keberagaman dan kebhinekaan harus selalu menjadi watak dasar bangsa Indonesia. Generasi bangsa, utamanya generasi milenial, sudah seyogyanya terus berusaha sekuat kemampuannya merajut tenun-tenun kebangsaan. Merangkainya menjadi irama harmoni bangsa dalam negara berkemajuan. 
Penulis: Nafida Inarotul Huda (Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama/PP IPNU). 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles