spot_img

Mengokohkan Ukhuwah Islamiyah Sebagai Upaya Mengetuk Rahmat Allah

Perumpaan orang-orang mukmin yang saling mencintai, saling menyayangi dan saling mengasihi, adalah seperti tubuh. Jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka seluruhnya akan merasakan sakit”, begitulah salah satu hadis Nabi Muhammad Saw menyatakan.
Pada hadis di atas, Rasulullah Saw menggambarkan persaudaraan dalam Islam seperti anggota tubuh manusia yang saling membutuhkan satu dan lainya, dan menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendasar. Ketika satu anggota tubuh terasa sakit, maka anggota tubuh yang lain akan menjerit.
Oleh karna itu saat Rasul hijrah ke Madinah hal yang dilakukan pertamakali adalah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshor. Ikatan ini menggantikan ikatan-ikatan materi, kebutuhan materi, dan prinsip mencintai sesama Muslim sama seperti mencintai diri sendiri. Dari fakta ini, membuktikan bahwa Islam menghindari sifat egoisme yang ada dalam diri manusia.
Pada dasarnya persaudaraan atau solidaritas adalah kebutuhan manusia. Karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya, bahkan manusia juga membutuhkan tumbuhan dan juga hewan-hewan dalam kehidupannya. Tidak ada manusia yang tidak membutuhkan orang lain atau lingkungan hidup dalam kehidupanya.
Sebagai contoh kecil saat seseorang sakit, maka ia membutuhkan uluran orang lain. Begitu juga ketika ada di antara saudara kita yang meninggal maka ia juga membutuhkan orang lain untuk membantu membandikan, mengkafani, menyolati dan menguburkanya. Begitu juga acara-acara apapun kita pasti membutuhkan orang lain. Kita tidak akan bisa hidup tanpa membutuhkan orang lain.
Persaudaraan juga merupakan kebutuhan manusia agar kehidupan bermasyarakat selalu dalam rasa aman, lancar, tentram dan ini merupakan hal yang diinginkan Allah Swt yang tertulis dalam kitab Al-Qur’an. Islam menginginkan manusia bersatu dan berdamai sertan saling tolong menolong. Istilah itu yang kemudian dikenal dengan ukhuwah islamiyah (persaudaraan antar sesama pemeluk Islam).
Ukhuwah islamiyah memang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk diterapkan dalam sehari-hari. Ini menjadi tantangan besar untuk kaum Muslimin sepanjang sejarah umat manusia. Bahkan bisa saja ukhuwah islamiyah dapat kandas di tengah jalan karena kepentingan dan rasa egoisme dalam diri manusia. Sementara hal ini menjadi kewajiban manusia untuk menjaga dan terus mewujudkan ukhuwah islamiyah.
Satu hal yang bisa merusak ukhuwah islamiyah adalah perbedaan pendapat dan pandangan. Oleh itu dalam menghadapi persoalan perlu menggunakan kepala dingin, bukan kekerasaan yang bisa menyebabkan terpecahnya persaudaraan. Karena selama masih munggunakan rasa empati dan menghargai cara pandang orang lain, maka pecahnya ukhuwah islamiyah tidak akan terjadi.
Komitmen inilah yang sudah lama diajarkan oleh Sahabat Nabi Muhammad Saw. Mereka saling mengasihi, mencintai, dan menghormati satu dengan yang lain. Meskipun mereka berbeda pendapat, tetapi tidak sampai menyebabkan perpecahan, bahkan justru semakin membuat erat dalam persaudaraan dan tetap menghormati perbedaan pendapat yang terjadi.
Ukhuwah islamiyah dan persatuan senantiasa harus dijaga dan diperioritasakan. Inilah sikap yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para Sahabatnya, sehingga umat Islam kuat dan terjaga pada waktu itu. Ini juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an,”Sesungguhnya kaum muslimin itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah supaya kamu mendapat rahmat.”(QS. Al-Hujurat [59]:10).
Di samping itu, Islam juga adalah agama yang rahmatal lil alamin, yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang, cinta kasih, yang merupakan rahmat bagi seluruh alam. Oleh karna itu Nabi Muhammad Saw berpesan kepada umatnya bahwa ukhuwah islamiyah adalah sebagian dari iman. Tanpa persaudaraan, keimanan seseorang masih dianggap tidak sempurna.
Maka merupakan kewajiban bagi manusia untuk menjaga ukhuwah islamiyah yang merupakan ajaran agama Islam. Ukhuwah islamiyah bukan hanya sekedar himbawan akan tetapi kewajiban yang wajib untuk dilaksanakan serta dipatuhi bagi seluruh umat Muslim. Tanpa ukhuwah islamiyah, tidak akan pernah terwujud kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Penulis: Balkis (Mahasiswi Ilmu Al-Quran dan Tafsir STFI Sadra Jakarta).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles