Hari-hari ini kita berada di masa krisis yang resikonya bisa menimpa siapa saja di antara kita. Oleh karena itu, kita harus terus waspada dan berikhtiar tanpa harus merasa panik. Juga, kita perlu mengambil hikmah, karena setiap musibah pasti ada hikmahnya.
Orang sering menanyakan, apa peran doa? Apa memang betul doa punya peran? Jangan-jangan doa hanya sebuah pelajaran dari Allah Swt. agar manusia pasrah kepada-Nya, lalu mau mendekat kepada-Nya? Benar, bahwa doa mempunyai beberapa peran, diantaranya peran spiritual, yaitu suatu media untuk mengeluh dan meminta kepada Allah. Dengan cara itu, diharapkan kita menjadi dekat dengan Allah Swt.
Doa juga disebut sebagai ungkapan ta’abbud atau ‘ubudiyyah kepada Allah Swt. yang menyadarkan manusia, bahwa ia adalah hamba yang dhaif (lemah) yang tidak bisa hidup kecuali bergantung kepada Allah Swt. Semua hal itu benar, namun apakah doa itu tidak punya peran dalam menciptakan suatu realitas? Apakah semua kejadian di dunia ini sudah diatur oleh sunnatullah yang tidak ada sesuatu pun dapat mengubahnya? Atau apakah hukum alam tidak bisa berubah sesuai dengan keinginan manusia?
Untuk membaca ini kita harus memahami apa yang disampaikan Al-Qur’an, dan memahami kehidupan atau alam smesta sebagai sesuatu yang terbagi menjadib dua. Pertama, alam al-khalq (alam fisik), yaitu alam natural atau alam ciptaan yang diatur oleh hukum alam (saintifik). Dimana ia bisa diduga dan diramalkan, serta berlaku pada setiap tempat dan waktu. Keberadaan hukum ini merupakan suatu realitas yang tidak bisa dinafikan.
Kedua, alam al-amr, yaitu alam ruhani. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, wa yas alunaka anirruhi, qulillruhu min amri rabbii; dan apabila mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah ruh di bawah pengarahan Tuhanmu.
Dalam terjemahan populer, urusan ruh adalah urusan Tuhan, dan manusia tidak perlu ikut campur. Sementara sambungan ayat Al-Qur’an tersebut, yaitu “dan kamu tidak diberikan pengetahuan tentang ruh, kecuali sedikit; manusia juga dapat terlibat dalam urusan ruh, sehingga para mufasir yang lebih teliti menafsir al-amr bukan sebagai “urusan”, tetapi “pengarahan“.
Di samping ada alam fisik, juga ada alam ruhani. Di dalam alam fisik terdapat sunnatullah, juga di alam ruhani terdapat sunnatullah. Apa yang terjadi di dunia ini, merupakan interaksi antara kejadian di alam fisik dengan kejadian di alam ruhani. Bila ada perubahan yang terjadi di alam ruhani, maka di alam fisik juga berubah. Namun, bagaimana menggerakkan hukum-hukum yang ada di alam ruhani?
Pertama, adalah dengan doa. Fungsi doa selain spiritual, juga memiliki fungsi untuk menggerakkan hukum-hukum di alam ruhani. Jadi, hukum-hukum alam ruhani mampu mempengarui alam fisik. Artinya, ada inayah dari Allah Swt. atau imdad ghaibiyah, yaitu dukungan yang bersifat ghaib yang mampu mengubah hukum alam.
Misalnya, ada sebuah penyakit dalam ilmu kedokteran tidak dapat diobati dengan dasar hukum alam fisik. Namun, apabila kita berdoa dan mampu menggerakkan hukum-hukum yang berlangsung untuk alam ruhani, kemudian hukum itu berpengaruh di alam fisik, maka bukan hal mustahil, hal yang tadinya bersifat mustahil menurut alam fisik, bisa terjadi karena ada pengaruh dari alam ruhani.
Selain doa, ada hal-hal yang mampu mempengaruhi berlakunya hukum-hukum di alam fisik, yaitu sedekah. Di mana sedekah bisa jadi ‘talak bala’ dan merubah takdir, atau amal saleh secara umum. Selain itu, amal baik silaturahim juga mampu memberikan pengaruh, yaitu berhubungan dengan makhluk Allah yang lain berdasarkan kasih sayang. Sehingga kita terdorong untuk melakukan kebaikan kepada makhluk Allah yang lain.
Oleh karena itu, kita harus memaksimalkan ikhtiar, dan mengikuti arahan-arahan dari ahli kedokteran, ahli microbiologi, ahli virus dan semua ahli kita dengarkan arahannya, termasuk pemerintah. Setelah kita lakukan ikhtiar secara maksmimum, kita berdoa, bersedekah dan perbaiki silaturahim.
Dengan itu semua, muda-mudahan selain ikhtiar yang kita lakukan untuk menyembuhkan yang sakit dari penyakitnya, insya Allah kita juga mendapatkan dukungan dari alam ruhani yang mempermuda untuk melakukan upaya-upaya penyembuhan dalam menyelamatkan seluruh manusia dari bencana yang sekarang menipa kita. Amiin.
Ditranskrip oleh: Harkaman, M.Ag (Alumni Tafsir Pasca Sarjana PTIQ Jakarta) dari Chanel Nur Al-Wala.