spot_img

Memahami Fenomena Korona melalui Semiotika Charles S. Pierce

Foto: joglokarta

Penyebaran virus korona (Covid-19) semakin meluas setiap harinya. Sudah 118 negara yang terpapar penularan virus korona, dengan total kasus mencapai 179.880, yang terdiri dari 7.098 kasus kematian dan 78.326 kasus penyembuhan. Data tersebut terhitung sejak awal penularannya di Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019.

Data penyebaran Covid-19 mendeskripsikan betapa bahayanya virus yang berasal dari Wuhan ini. Beberapa negara, seperti Iran, Italia, Korea Selatan, dan Indonesia memberikan berbagai langkah untuk menangani penyebaran Covid-19.

Ragam penanganan dan antisipasi yang dilakukan beberapa negara tersebut, mendeskripsikan bahwa virus Covid-19 merupakan salah satu fenomena yang menyerang kelangsungan hidup manusia.  Hal ini pun menimbulkan kepanikan di antara masyarakat untuk membatasi diri dari keramaian dengan cara membeli masker dan cairan anti-septik dalam skala besar.

Tidak heran jika beberapa oknum memanfaatkan fenomena tersebut dengan menimbun dan menaikkan harga masker, hal itu melihat kebutuhan masyarakat begitu tinggi. Sehingga tindakan tersebut mendeskripsikan perilaku kapitalis dalam dunia ekonomi.

Terlepas dari pengaruh kapitalis dalam kehidupan manusia, perlu diketahui bahwa penularan kasus Covid-19 telah menjadi salah satu fenomena yang mempengaruhi sikap masyarakat, dari yang semula tidak begitu peduli dengan pola hidup sehat berubah menjadi sosok yang peduli dengan pola hidup, bahkan sesekali menyarankan setiap orang untuk hidup secara sehat setiap menitnya.

Sikap tersebut menggambarkan bahwa korona telah menjadi suatu fenomena yang bermakna dalam diri masyarakat. Dengan melihat kasus tersebut, menarik untuk memahami fenomena korona ini dalam kehidupan manusia dengan menggunakan teori semiotika Charles S.Pierce, salah seorang pemikir Amerika Serikat di abad 19.

Charles S.Pierce dalam perkembangan wacana semiotika memaknai fenomena yang termaknai dalam konstruk sosial dengan terma “tanda”, yaitu sekumpulan pransangka dan pikiran yang digunakan untuk menjelaskan objek.

Dalam kasus penyebaran virus Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, diketahui bahwa tanda merupakan ragam asumsi yang senantiasa dibicarakan oleh setiap masyarakat. Sedangkan virus Covid-19 merupakan objek yang senantiasa dibicarakan dari ragam asumsi. Adapun masyarakat ialah subjek atau dalam bahasa semiotika Charles S.Pierce disebut interpretan.

Lebih lanjut, untuk memahami mengapa virus Covid-19 menjadi fenomena yang dimaknai dan terus dibicarakan dalam kehidupan manusia, Charles S.Pierce membagi konsep tanda ke dalam tiga bagian, yaitu Qualisign, Sinsign, dan Legisign.

Qualisign, yaitu cara individu untuk menjelaskan keberadaan objek, baik secara lembut, tegas, dan marah yang bertujuan memainkan perasaan masyarakat terhadap keberadaan objek. Dalam konteks sosial, media memiliki peran penting dalam menyampaikan bahaya virus Covid-19 melalui gaya penyampaian yang bersifat tegas untuk mempengaruhi perasaan siapa ssaja yang mendengar dan menyimak informasi tersebut.

Sinsign, ialah menjelaskan eksistensi dan aktualitas suatu peristiwa, seperti 50% masyarakat Wuhan tewas, karena terjangkit virus Covid-19. Kematian merupakan dampak dari aktualitas virus Covid-19 dalam kehidupan manusia. Sedangkan Legisign, ialah aturan yang diberlakukan setelah mengetahui Sinsign dari virus Covid-19.

Berdasarkan ragam penjelasan di atas, diketahui bahwa Qualisign, Sinsign, dan Legisign berusaha menjelaskan keberadaan virus Covid-19 melalui sekumpulan prasangka dan pikiran yang dikonstruksi melalui gaya penyampaian tertentu, sehingga mempengaruhi cara pandangan publik terhdap dampak yang diberikan oleh objek bagi kehidupan mereka.

Hasil dari pengaruh tersebut, ialah menciptakan ragam aturan, baik bersifat partikular atau universal untuk mencegah dampak yang diberikan oleh objek. Selanjutnya, ragam pikiran dan prasangka yang dihasilkan oleh dua bagian tanda diperjelas oleh Charles S.Pierce dalam pembagian objek yang juga terdiri dari tiga bagian, yaitu ikon dan indeks.

Ikon adalah suatu upaya untuk menghadirkan perbincangan dengan memainkan ragam ilustrasi, sehingga semakin meningkatkan makna dalam diri masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa begitu maraknya penyebaran meme di dunia daring untuk menjelaskan bahaya virus Covid-19 demgam tujuan meningkatkan rasa kewaspadaan dalam kehidupan masyarakat.

Adapun indeks dalam semiotika Charles S.Pierce membahas sebab-akibat. Dalam hal ini tanda sebagai penjelas berhubungan dengan objek, sesuatu yang dijelaskan. Seperti sebanyak 7.098 tewas, akibat penyebaran virus yang berasal dari Wuhan tersebut.   

Sampai di sini kita sama-sama mengetahui bahwa ragam prasangka dan pikiran yang tertuang dalam tanda, kembali dipertegas dalam pembahasan objek dengan menghadirkan terma ikon dan indeks dalam wacana semiotika Charles S.Pierce. Tujuan dari penegasan kembali, ialah meningkatkan aspek pemaknaan dalam diri masyarakat, sehingga menghadirkan rasa was-was untuk menjaga diri dari dampak yang diberikan oleh objek.

Kemudian, penjelasan yang termaknai dalam diri masyarakat sebagai subjek yang merespon keberadaan objek. Charles S.Pierce mengatakan bahwa masyarakat akan menafsirkan objek secara emosional, dikarenakan kepanikan dan ketakutan mereka terhadap dampak yang berikan bagi kehidupan mereka.

Tidak heran, jika kita melihat beberapa masyarakat membeli masker dan cairan anti-septik dengan skala yang begitu besar sebagai rasa khawatir mereka terhadap bahaya penularan virus corona. Charles S.Pierce menyebutkan penafsiran secara emosional dengan istilah Rheme untuk menunjukkan kepanikan masyarakat terhadap fenomena yan termaknai dalam dirinya.

Di samping menjelaskan penafsiran secara emosional, Charles S.Pierce juga membahas sebagaian penafsiran logika yang diistilahkan dengan kata Dicisign, yaitu masyarakat yang memandang keberadaan objek secara akal sehat yang tidak terpengaruh oleh ragam prasangka, akan tetapi berusaha melihat fakta yang ada secara universal.

Seperti fakta kasus kematian dari virus korona mencapai  7.098 kasus, akan tetapi angka kesembuhan jauh lebih tinggi yang mencapai 78.326 kasus. Dari sini, kita dapat memahami bahwa virus korona sebagai objek tidaklah berbahaya bagi kehidupan manusia, jika masyarakat dapat menjaga pola hidup sehat satu sama lain.

Dari kesadaran pentingnya pola hidup sehat akan melahirkan argumen sebagai penjelasan yang berisi cara penanggulangan penularan virus korona secara logis, bukan sekadar asumsi dan prasangka, setelah melihat fakta peningkatan kesembuhan pasien virus korona.

Berdasarkan ragam penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa tanda memainkan peran penting untuk mempengaruhi keberadaan objek dan cara pandangan masyarakat sebagai subjek. Akan tetapi, yang tercatat penting bagi kita semua bahwa teori semiotika Charles S.Pierce secara tidak langsung ingin menyadarkan masyarakat.

Masyarakat sebagai subjek perlu senantiasa berpikir logis untuk menyaring ragam informasi yang masuk di luar dirinya, tanpa harus melibatkan penafsiran secara emosional. Sebab, penafsiran emosional akan menghasilkan pemahaman yang bersifat parsial, yang cenderung menghasilkan sebuah ketakutan dan kekhawatiran tanpa sebuah solusi.

Berbeda dengan subjek yang memiliki pola pikir Dicisign yang cenderung melihat suatu fenomena yang termaknai secara logis untuk menghasilkan sebuah pengetahuan universal, sehingga masyarakat dapat  memperoleh sebuah solusi untuk mengantisipasi penyebaran virus korona berdasarkan fakta yang ada di realitas.

Tak heran, mereka yang merasa panik dalam penyebaran virus Covid-19 cenderung terpengaruhi oleh Qualisign dan Sinsign. Sehingga menghasilkan Rheme dalam paradigmanya. Sedangakn, mereka yang senantiasa memiliki keyakinan untuk tidak panik dengan penyebaran virus Covid-19 merupakan pola pikir yang bersifat Dicisign senantiasa melihat fenomena berdasarkan fakta yang terjadi.           

Penulis: Nurul Khair (Mahasiswa Magister Universitas Ahlul Bait, Tehran).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles