Ibn ‘Atha’illah merupakan seorang sufi masyhur di kalangan Muslim maupun non Muslim. Kitabnya yang bernama ‘Al-Hikam’ digandrungi banyak pengkaji ilmu-ilmu tasawuf, karena kedalaman materi yang disampaikan di dalamnya.
Ibn ‘Atha’illah menjelaskan sifat riya di dalam kitab tersebut dengan maksud menghendaki selain Allah dengan ketaatan. Atau menghendaki makhluk dengan ketaatan kepada Allah.
Ia menyebut beberapa sebab seseorang memiliki sifat riya, yaitu diantaranya karena cinta terhadap pujian, takut pada celaan, merasa rendah di hadapan dunia, dan menginginkan apa yang ada pada orang lain.
Riya, menurutnya juga, merupakan bentuk syirik yang dapat menghapus amal dan meniscayakan cacatnya kepemilikan serta menyeru kepada selain Zat yang baik.
Orang yang memiliki sifat selalu mencari-cari ketenaran di tengah manusia. Tidak ada yang mengiringi mereka kecuali kemurkaan Allah SWT, dan tidak ada keuntungan bagi mereka kecuali kebodohan dan hawa nafsu sendiri.
Adapun sifat riya yang terlihat oleh seorang murid pada gurunya hanyalah sifat diri sendiri. Ia tidak mungkin melihatnya sebagai sifat riya sebagaimana sifat riya itu sendiri, sementara ia yakin secara kasyf dan keyakinan bahwa semua amal dan perbuatannya adalah karena Allah.
Sifat riya harus diajarkan untuk dihindari oleh anak kecil sejak dini. Lingkungan harus mendukung agar pada anak-anak tidak tumbuh padanya sifat riya dan sifat-sifat yang timbul dari hawa nafsu lainnya. Wallahu A’lam.[]