spot_img

Gus Dur Hobi Berziarah

KH. Said Aqil Siradj  pernah bercerita bahwa dirinya pernah diajak oleh Gus Dur pergi ke Panjulan, pedalaman Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk menziarahi sebuah makam. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dari Jakarta, sampailah mereka di Tasikmalaya. Pada saat itu hanya Gus Dur-lah yang tahu kuburan siapa yang hendak diziarahi, sementara Kiai Said hanya mengikuti dan manut saja (adab santri). 
Untuk sampai ke lokasi, ternyata mereka harus menyeberangi sebuah situ (danau). Tepat saat setelah sampai di lokasi, kuburan tersebut ternyata sepi. Tak nampak orang yang menziarahinya. “Gus, siapakah orang yang jenazahnya dikebumikan di sini?” tanya Kiai Said ke Gus Dur.
Gus Dur yang mendengar tidak langsung menjawab. Suasana nampak hening sesaat sebelum kemudian Gus Dur berkata, “Dia orang sakti. Dia mencari musuh untuk dikalahkan.”
Setelah peristiwa tersebut Kiai Said menceritakan bahwa yang dimaksud oleh Gus Dur orang sakti tersebut adalah Surya Memesa, seorang penyiar agama Islam di tanah Jawa.
Kata Kiai Said, Gus Dur menceritakan padanya bahwa kenapa Surya Memesa dahulu bisa memeluk agama Islam? 
Dahulu Surya Memesa adalah orang yang kuat dan selalu bernafsu ingin mengalahkan musuh yang terkuat, dengan tujuan agar dirinya saja yang paling kuat. Karena di tanah Jawa tidak ada yang dianggapnya kuat, maka ia pun mencari musuhnya sampai ke tanah Arab, Madinah.
Di Madinahlah ia bertemu dengan Syekh Ali  Uraidhi. Surya Memesa yang ngotot ingin menantang Syekh Ali, kemudian oleh Syekh Ali, Surya Memesa hanya diberikan tantangan untuk bisa mengangkat sebuah tongkat.
Ternyata Surya Memesa tidak mampu mengangkat tongkat tersebut. Karena merasa dirinya kalah, Surya Memesa kemudian sadar bahwa di luar dirinya banyak orang-orang yang jauh lebih hebat dan kuat darinya. Setelah itu, ia kemudian memeluk agama Islam.
***
Tak banyak orang tau kisah tersebut dan tak banyak juga orang paham lokasi makam tersebut. Alasan itulah kenapa Gus Dur menziarahi makam Surya Memesa di Panjulan, sebuah pedalaman di Tasikmalaya. Kemudian melanjutkan ziarahnya ke makam Syekh Ali Uraidhi.
Menurut penuturan berbagai kolega, sahabat, keluarga, dan orang-orang dekatnya, Gus Dur adalah seorang yang gemar sekali menziarahi makam orang-orang alim. Selain berziarah untuk mendoakan makam yang diziarahi, dengan cara itu pula Gus Dur mencoba menarasikan sejarah peristiwa ulama-ulama yang terjadi ratusan tahun sebelumnya, yang sebagian besar bahkan tak terekam dalam buku-buku sejarah Islam di Nusantara. 
Disarikan dari buku Handri Raharjo, Mengurai Dunia Spiritual Gus Dur, Jakarta: Citra Media, 2010.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles