spot_img

Energi Cinta; Modal Besar Kokohnya Persatuan Indonesia

Foto: maxmanro

Semua orang menginginkan sebuah kebersamaan. Kumpul bareng dengan keluarga, minum kopi bersama dengan teman-teman, mengerjakan tugas kuliah ataupun tugas-tugas lainnya secara bersama-sama, dan kebersamaan itulah yang selalu dirindukan.

Selain itu, kebersamaan juga akan menjadikan suatu pekerjaan menjadi terasa lebih mudah. Seperti dalam sebuah tim sepakbola yang meniscayakan adanya kerjasama yang baik dari para pemainnya, guna untuk meraih sebuah kemenangan. Tentunya ada syarat-ayarat yang juga harus terpenuhi untuk terwujudnya sebuah kebersamaan. Sebagaimana rindu hanya akan terobati ketika adanya pertemuan. Dan, persatuan adalah syarat untuk terwujudnya sebuah kebersamaan.

Di negara tercinta kita Indonesia, ketika dalam masa penjajahan, juga tidak terlepas dari persatuan para pahlawannya dalam melawan para penjajah. Mereka bersatu padu melawan setiap serangan para penjajah yang biadab itu. Bahkan, disebutkan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, mereka berhadapan dengan para penjajah hanya menggunakan persenjataan yang sangat sederhana, seperti Bambu Runcing dan beberapa persenjataan sederhana yang lainnya.

Hal tersebut berbeda dengan persenjataan yang dimiliki oleh pihak musuh, mereka dilengkapi dengan persenjataan yang sangat canggih dan tentunya jauh berbeda dengan senjata yang dimiliki oleh para pahlawan Indonesia. Mereka memiliki senjata yang lebih canggih dibandingkan dengan pahlawan kita.

Namun, berkat adanya semangat persatuan yang dimiliki oleh para pahlawan kita, membuat para musuh bertekuk lutut dan tak menduga dengan kekalahan yang mereka terima. Dan akhirnya, Indonesiapun berhasil meraih kemerdekaannya. Tentu hal ini menjadi peringatan bagi siapa saja yang menginginkan sebuah kemenangan bahwa hanya persatuanlah satu-satunya yang bisa menjadi kuncinya. Seperti kata Pubililius Syrus, “Di mana ada persatuan, di situ selalu ada kemenangan”.

Lalu, bagaimana dengan persatuan Indonesia pada hari ini? Apakah persatuan masih hadir di masyarakat kita? atau justru malah sebaliknya, bahwa yang bisa kita saksikan hanyalah perpecahan dan pertikaian saja?

Melihat kondisi Indonesia kita saat ini, sepertinya kita terlalu berangan-angan jika dianggap persatuan sudah hadir di negara ini. Tentu, pernyataan ini tidak bermaksud untuk merendahkan Indonesia. Tetapi, seperti itulah faktanya bahwa Indonesia saat ini memang benar-benar miksin dengan semangat persatuan. Apakah mungkin Indonesia saat ini masih bisa disebut sebagai negara yang bersatu, jika yang lebih sering kita saksikan hanyalah perseteruan di mana-mana, penistaan terhadap agama, golongan, ras, suku, dan budaya?

Jika ternyata menyebut Indonesia sebagai negara yang tidak bersatu adalah sebuah kesalahan, maka lebih fatal lagi jika menganggap seluruh elemen masyarakat Indonesia saat ini, semuanya sudah bersatu. Kita akan mudah untuk menemukan kasus-kasus perpecahan yang terjadi di negara ini. Kita hanya perlu untuk mengklik internet, maka hampir ditemykan di sana-sini sebuah sikap penistaan, perseteruan dan semacamnya yang terpampang jelas di sekitar kita.

Dalam hal ini Empedocles, salah satu Filosof asal Sicilia memiliki gagasan yang unik tentang berbagai kejadian fenomena alam, yang menurut penulis memiliki hubungan erat dengan berbagai kasus perpecahan yang sedang terjadi di negara ini.

Menurut Empedocles, alam ini terdiri atas empat unsur. Di antara keempat unsur itu adalah tanah, udara, api, dan air. Semua proses alam tidak terlepas dari pergulatan keempat unsur ini, karena semua benda yang ada di alam ini merupakan percampuran dari tanah, udara, api, dan air. Sebagai contoh, jika sebuah pohon atau seekor binatang ada yang mati, maka menurut Empedocles keempat unsur yang menyusun alam ini semuanya telah terpisah dalam diri sebuah pohon itu.

Memang agak sukar untuk memahami pemikiran Empedocles ini, namanya juga Filosof yang gagasannya tidak seperti gagasan yang seringkali disampaikan di berbagai majelis ta’lim yang mudah untuk dipahami. Menurut Empedocles, ada sejenis kekuatan selain dari keempat unsur tersebut yang dapat menyebabkan suatu benda  di alam ini mengalami kematian ataupun kehidupan.

Jenis dari kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan cinta dan perselisihan. Dengan kekuatan cinta, suatu benda yang ada di alam ini bisa menjadi hidup dan bermakna, namun ketika benda itu mengalami kerusakan atau mati, maka kekuatan yang berpengaruh pada benda itu adalah kekuatan perselisihan.

Hubungannya dengan perpecahan yang sedang terjadi di negara ini, yakni sebagian dari masyarakat Indonesia selain miskin akan semangat persatuan, juga miskin kekuatan cinta, sebagaimana benda yang menurut Empedocles akan mati atau rusak bila tidak disertai dengan kekuatan cinta.

Jadi, sebab dari sering terjadinya perpecahan di negara ini, karena tidak adanya kekuatan cinta yang dimiliki oleh sebagian dari masyarakat Indonesia. Kekuatan yang lebih mendominasi pada diri sebagian masyarakat Indonesia adalah kekuatan perselisihan dan sikap mementingkan diri atau kelompok sendiri.

Padahal, hanya dengan kekuatan cintalah seluruh lapisan masyarakat Indonesia bisa bersatu padu sekalipun dalam nuansa perbedaan. Cinta dalam hal apapun, cinta dalam keberagaman, cinta dalam beragama, cinta dalam budayanya, cinta dalam etnis, cinta dalam suku, dan cinta dalam segala hal. Semuanya menjadi bekal untuk memperkokoh persatuan bangsa.

Prof Buya Hamka pernah berkata, “Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Dan cinta bukan melemahkan semangat tetapi membangkitkan semangat.”

Penulis: Riyad (Santri Khatamun Nabiyyin Study Center, Jakarta).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles