spot_img

Covid-19 dan Keharusan Gotong Royong Anak Bangsa

Ilustrasi: okezone

Kita patut berbelasungkawa atas musibah yang sedang dihadapi bangsa, yaitu musibah badai Covid-19. Ribuan orang telah terjangkit virus ganas menular tersebut, dan sudah ratusan orang Indonesia meninggal akibat penyakit menular itu. Penularannya yang begitu cepat membuat pasien positif Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah.

Kita tentu tidak ingin musibah ini terus menghantui bangsa tercinta Indonesia. Sudah banyak yang dikorbankan untuk melawan virus Corona, dari mulai memotong aktivitas perekonomian, memangkas kegiatan pendidikan, bahkan hingga meniadakan sementara waktu kegiatan shalat berjamaah di Masjid di berbagai kota dan daerah. Berbagai kecemasan dan ketakutan, penjagaan jarak satu sama lain, hingga sulit untuk bepergian, menjadi fenomena yang mau tidak mau ada di depan mata kita. Kesemuanya menjadi tantangan bersama satu dengan yang lain antar anak bangsa.

Covid-19 menyebar dengan cepat tanpa pandang bulu, apapun agama, suku, ras, etnis ataupun mazhab agamanya. Siapapun bisa terjangkit jika tidak dapat mentaati anjuran para medis dan aturan pemerintah. Aturan dari mulai menjaga kebersihan tangan setiap saat dengan menggunakan sabun, menjaga jarak 1-2 meter dengan siapapun, diam di rumah, tidak membuat dan mendekati kerumunan masa, atau tidak mudik jika masih bisa bertahan di suatu kota yang ditetapkan sebagai zona merah. Upaya ini dilakukan pemerintah untuk segera memutus mata rantai Covid-19 di tanah Air Indonesia.

Dalam konteks ini, gotong royong antar anak bangsa sangat urgen. Solidaritas dan kekompakkan menjadi modal besar untuk menghadang virus ganas Covid-19. Tanpa gotong royong satu sama lain antar anak bangsa, kiranya sulit bagi bangsa Indonesia untuk menyudahi musibah yang telah menjadi pandemi ini. Indonesia hanya akan menang jika hanya solidaritas setiap warganya tinggi untuk sama-sama berikhtiar dan berdoa menolak Covid-19.

Gotong royong dapat dicapai dengan banyak hal. Tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumber dan kevalidannya merupakan salah satu hal penting dalam menghadapi Covid-19. Karena penyebaran hoax hanya akan membuat masyarakat cemas, takut, dan akibatnya tidak mendukung perjuangan pemerintah dan medis dalam melawan Corona itu. Meskipun zaman digital membebaskan kita mengakses informasi, akan tetapi pertimbangan validitas berita soal Covid-19 ini juga patut menjadi dasar terdepan.

Sudah seharusnya Indonesia yang dihuni oleh mayoritas muslim saling tolong menolong dalam menyudahi Covid-19 ini. Dalam ayat Al-Qur’an Allah Swt berfirman: wa ta’awanu alal birri wa taqwa wala ta’awanu alal ‘ismi wal’ uswdwan: saling tolong menolonglan dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Dalam konteks fenomena Covid-19, orang-orang yang memiliki harta yang lebih dapat melakukan pertolongan, dengan menyalurkan sebagian hartanya untuk penanganan Covid-19, baik melalui Yayasan penyalur bantuan atau melalui masyarakat menengah ke bawah secara langsung yang penghasilannya semakin menurun sejak adanya virus ini di Indonesia.

Tolong menolong antar sama anak bangsa juga mengupayakan dukungan pada orang-orang yang sakit dan juga para tenaga medis. Kepada mereka yang sakit, sesama anak bangsa harus menyemangati dan memberi dukungan agar bisa melawan penyakit. Bukan memojokkan apalagi mengucilkan. Kepada para medis juga harus mengapresiasi, mendoakan dan tidak mengucilkan dengan menganggap orang paling beresiko terinfeksi virus Corona. Dengan saling gotong royong ini akan cepat memberhentikan penularan.

Selain itu, gotong royong antar anak bangsa yang juga sangat penting adalah mendukung pemerintah dalam melawan virus. Sudah saatnya masyarakat bersatu bersama melawan pandemi. Sudah bukan waktunya untuk nyinyir, apalagi sampai membuat hoax. Cukuplah adanya musibah ini menyadarkan bahwa sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang identik dengan bangsa yang gemar bergotong royong.

Begitu juga, gotong royong dapat dilakukan dengan tidak memalukan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi untuk menolak aturan pemerintah. Tidak berbuat cocokologi dalam memaknai apapun fenomena selam wabah Covid-19 ini menebar ke banyak tempat. Karena Islam menuntut manusia untuk melakukan ikhtiar sekaligus juga doa. Penyakit tidak pandang agamamu apa. Siapapun bisa terjangkit manakala tidak mengikuti protokoler pemerintah dan tenaga medis.

Kesembuhan bangsa dari serangan Covid-19 tidak dapat tercapai kecuali dengan solidaritas anak bangsa untuk bersama-sama melawannya. Kepulihan bangsa hanya akan kembali jika seluruh elemen bangsa mau bergotong royong, solid, menjalani aturan pemerintah dalam upaya melawan virus, dan sadar serta waspada terhadap penyebaran virus mematikan tersebut.

Penulis: Tim Redaksi.
Art asli dimuat di www.fkmthi.com.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles