spot_img

Cara Jitu Agar Kamu Mudah Menemukan Problem Penelitian Skripsi/Tesis

Foto: anakciremai.com

Sebuah penelitian ilmiah, baik dalam bentuk artikel jurnal, Skripsi atau Tesis, pasti didasari atas adanya problem ilmiah yang dihadapi oleh peneliti/penulis. Tanpa adanya problem penelitian, sebuah penelitian sulit dan mustahil untuk terwujud.

Bukti bahwa problem penelitian adalah hal mendasar yang harus ditemukan seorang yang hendak meneliti adalah dicantumkannya bahasan ‘pendahuluan/latar belakang masalah’ pada sub bab pertama dalam proposal penelitian, baik artikel Jurnal, Skripsi atau Tesis. Akan tetapi kadang kita masih kebingungan untuk menemukan problem penelitian, padahal dalam kehidupan, kita penuh dengan problem dan masalah (ini bercanda aja, Gengs).

Pertanyaannya, bentuk problem penelitian seperti apa sih yang bisa diangkat saat kamu akan meneliti atau membuat artikel Jurnal, Skripsi, atau Tesis? Bagaimana kamu bisa dengan mudah menemukan problem penelitian? Di bawah ini adalah cara-cara jitu agar kamu mudah menemukan problem penelitian.

Pada hakikatnya, problem penelitian itu bentuknya bisa beragam, pertama, bisa berupa teori yg tidak sesuai dengan data faktual (bisa diulang dibacanya, hehe). Misalnya, kamu menemukan teori dalam bacaan yang mengatakan bahwa jihad itu perang dan mengangkat senjata memerangi pemeluk agama non Islam. Akan tetapi pada faktanya, Nabi Muhammad juga berjihad melawan hawa nafsu.

Model problem di atas bisa diangkat sebagai problem penelitian. Sebab, teori jihad dari hasil bacaan kamu tidak sesuai dengan data faktual karena ternyata nabi juga berjihad tidak hanya dengan perang, tapi juga dengan menahan hawa nafsu, menahan egoisme, dan lain sebagainya.

Kedua, teori yang di dalamnya terjadi kontradiksi. Misalnya, kamu menemukan teori jihad menurut Sayyid Quthb di salah satu karyanya, bahwa jihad ialah peperangan melawan orang kafir. Titik hanya itu. Tapi di dalam karya lainnya, misalnya, kamu menemukan bahwa ternyata menurut Quthb pula, jihad adalah melawan hawa nafsu.

Pada kedua ini kamu menemukan problem penelitian berupa teori kontradiksi dari satu tokoh. Karena, di satu sisi kamu menemukan konsep jihad menurut Quthb sebagai peperangan (an sich), tapi di sisi lain Quthb juga menyatakan konsep jihad yang lain dari peperangan, yaitu melawan hawa nafsu. Seperti ini juga bisa kamu jadikan problem penelitian.

Ketiga, problem penelitian itu bisa berupa teori yg didasarkan pada asumsi yg salah/tidak memadai. Misalnya, ada satu kelompom Islam menyatakan bahwa konsep khilafah islamiyah adalah sistem yang paling sempurna, tidak ada cacat di dalamnya, sehingga kita wajib mengikutinya. Padahal, dalam referensi yang otoritatif, di dalam sistem khilafah islamiyah juga banyak terjadi pembantaian, pemerintah yang korup, dan lain sebagainya.

Pada model problem yang ketiga ini kamu bisa menjadikannya sebagai problem penelitian, yaitu adanya teori yang tidak didasari data yang lengkap, memadai, dan komprehensif. Dan tentu saja, kmu bisa mengangkat problem penelitian seperti bentuk ketiga ini.

Dan keempat, problem penelitian itu bisa berupa teori yg implikasi-implikasinya salah. Inget dibaca ulang yak, sekali lagi. Misal nih, kamu nemuin teori yang menyatakan bahwa sistem negara itu harus sistem khilafah sebagaimana menurut ISIS, yang dikatakan sebagai sistem islami, ala Rasulullah, dan berdasarkan atas sumber agama Islam. Akan tetapi, adanya ISIS yang menggunakan konsep itu justru menimbulkan kekerasan, radikalis, dan mengganggu ketentraman negara dan dunia.

Pada bentuk yang keempat itu, kamu juga bisa mengikuti modelnya dan mengangkatnya sebagai problem penelitian, karena ada teori yang diklaim sistem Islam tapi justru implikasi-implikasinya bertentangan dengan ajaran Islam, sebagai agama yang menolak kekerasan, radikal dan tidak menyetujui keonaran dalam negeri.

Begitu teman-teman cara jitu dan mudah menemukan problem penelitian. Kamu bisa mengikuti model mana saja dari empat model problem penelitian di atas. Sehingga kamu tak perlu khawatir dan stres saat dihadapkan dengan deadline penelitian. Hehe.

Kamu masih bingung? Silahkan dapat mengajukan pertanyaan di komentar, Guys.

Penulis: Lufaefi (Asisten Peneliti Balitbang Kemenag RI).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles