Novel Corona virus yang kini lebih dikenal dengan nama Covid-19 telah resmi dinyatakan masuk ke Indonesia. Dilansir dari Tempo.com, pada 2 maret 2020, presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa Indonesia sudah memiliki kesiapan tersendiri dalam menghadapi mewabahnya virus ini.
Setelah dua warga Depok resmi dinyatakan positif mengidap Covid-19, warga Indonesia dibuat gelagapan menghadapi berita tersebut, mengingat korban yang ditelan virus tersebut kini mencapai hingga 3.162 jiwa (Kompas, 2020).
Berbagai kepanikan telah terlihat di beberapa daerah di Indonesia pasca pemberitaan tersebut. Kelangkaan masker hingga kasus penimbunan masker dengan maksud memanfaatkan situasi pun terjadi di mana-mana. Beberapa sekolahpun ada yang yang diliburkan, hingga membludaknya permintaan surat bebas corona dari rumah sakit.
Namun, terlepas dari semua hiruk pikuk mengenai fenomena ini, bagaimana sebaiknya umat Islam bersikap dalam menghadapi hal tersebut? Bagaimana langkah seorang muslim menghadapi wabah virus yang membahayakan itu?
Pertama, hindari panik dan menyebarkan kepanikan. “Khairul Umuuri Ausatuha”, sebaik-baik perkara adalah yang di tengah. Demikian kiranya kita sebagai umat muslim yang baik bertindak dalam menyikapi sesuatu. Menyikapi virus Covid-19 seharusnya jangan terlalu panik, karena kepanikan hanya akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan. Menghadapi sesuatu dengan rasa panik kerap kali justru akan memperburuk keadaan.
Namun sangat kurang tepat juga jika kita acuh tak acuh dalam menghadapi hal tersebut, karena sikap yang demikian akan mengurangi tingkat kehati-hatian dan kewaspadaan kita. Mengingat virus covid-19 kini telah merenggut hinggaa 3200 nyawa (Katadata, 2020).
Kedua, menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat tentu merupakan perilaku yang menunjukkan rasa syukur kita atas karunia tubuh dan kesehatan yang telah pencipta berikan terhadap kita. Memanfaatkannya dengan baik dan menjaganya adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap muslim.
Kita memahami dari berbagai media bahwa anjuran pemerintah menghadang virus Corona adalah dengan rajin mencuci tangan, memakan makanan yang bersih dan matang, menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga, makanan bergizi, serta berbagai anjuran yang sejatinya merupakan gaya hidup yang harusnya tetap dilaksanakan dengan baik meskipun tidak dalam keadaan melawan virus Corona ini.
Dan ketiga, hindari menyebarkan berita terkait virus Corona tanpa sumber yang valid. Dilansir dari detik.com, pada 02 Maret 2020, Kominfo telah menemukan 147 pemberitaan tidak benar mengenai wabah Covid-19 yang tersebar di Indonesia. Ini tentu merupakan sesuatu yang sangat merugikan kita semua.
Berita tidak benar mengenai informasi orang terjangkit, cara menangkal, cara menghadapi dan berbagai hal lainnya tentu akan membuat publik akan melakukan tindakan yang di luar harapan. Terlepas dari tidak mengertinya penulis terhadap apa maksud dari pembuat berita hoaks tersebut, kita sebagai umat muslim seharusnya menjadi teladan dalam menegakkan perintah dalam (QS. al-Hujurât [49]: 6), yakni senantiasa bertabayun dalam menanggapi sebuah berita atau informasi.
Di era modern ini, kita bukan hanya dituntut untuk tidak mudah percaya begitu saja, kita bahkan harus menahan diri dalam menyebarkan suatu berita yang memiliki informasi dan sumber yang tidak valid. Ada baiknya kita mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, sebelum mempercayai hingga menyebarkannya dengan niat baik agar diketahui banyak orang.
Sungguh sia-sia mereka yang menyebarkan berita tidak benar karena terlalu mudah percaya, kendatipun niat mereka baik dan tulus ingin berbagi kebaikan yang ia ketahui, namun karena kurangnya budaya check and recheck, niat baik tersebut tidak hanya sia-sia, ia bahkan berpotensi membawa mudharat.
Sebagai seorang muslim, kita perlu bijak menghadapi isu virus Corona yang kian menjadi perbincangan Netizen. Menghadapi musibah ini hendaklah tidak panik dan menyebarkan kepanikan kepada orang lain. Selain itu juga perlu menerapkan pola hidup sehat dan mengkonsumsi berita yang benar-benar valid agar tidak salah dalam mengambil tindakan.
Penulis: Zakiyyuddin (Alumni Institut PTIQ Jakarta).