spot_img

Al-Qur’an Kitab Toleransi

Gambar: Islamidia
Pasca tragedi serangan 11 September 2011 di New York, yang menewaskan 3000-an manusia, dunia terus digentarkan oleh aksi-aksi terorisme. Timur Tengah menjadi bukti nyata akan keganasan perilaku teror itu. Hal ini pun berimbas pada lahirnya perang saudara antar umat Islam di negara-negara bagian Timur, seperti Suriah, Afghanistan, Irak, Iran dan lainnya. Asia pun ikut terdampak kekejaman teroris, tidak terkecuali Indonesia.
Peristiwa memilukan terorisme di negeri Indonesia terus menerus terjadi, bahkan hingga pada dua tahun terakhir, seperti bom Thamrin Jakarta, Bom Mapolresta Solo, Bom Molotov Kalimantan, Bom Kampung Melayu, Tragedi Mako Brimob dan lain sebagainya. Peristiwa tersebut banyak menelan korban, bahkan mereka yang tidak berdosa.
Kerap kali perilaku intoleransi itu didasarkan dengan mengatasnamakan sebagai ajaran Al-Qur’an. Ayat-ayat peperangan, seperti (Q.S At-Taubah (9): 36), (Q.S At-Taubah (9): 5) dan sesamanya dianggap sebagai legitimasi ayat-ayat untuk memerangi mereka yang tidak seagama dan tidak sepaham dalam beragama. Tentu, ini bertentangan dengan misi Al-Qur’an sebagai petunjuk (hudan) bagi manusia, dan Nabi Muhammad sebagai penerima wahyu sebagai penyayang bagi seluruh alam (rahmatal lil alamin).
Menurut Imam Al-Maraghi, memang dalam Al-Qu’ran didapati ayat-ayat perang dengan orang kafir, akan tetapi ayat itu bukan menjadi legitimasi memerangi mereka yang tidak sepaham dalam beragama. Nabi dan para sahabatnya melakukan peperangan manakala mereka disakiti secara fisik terus menerus dan dihalang-halangi dalam beribadah. Begitu juga menurut Quraish Shihab, ayat-ayat jihad tidak bisa dilepaskan dari sisi kemanusiaan, selama orang kafir tidak memerangi umat Islam maka tidak boleh umat Islam memerangi mereka.
Al-Qur’an merupakan kitab toleransi, mengajarkan umat Islam untuk menghargai dan menghormati keyakinan agama lain dan pemahaman agama lain. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an Allah Swt berfirman dalam (QS. Yunus (10): 40) yang artinya: “Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azharnya menjelaskan bahwa ayat tersebut meniscayakan bahwa orang-orang musyrik ketika diajak berdakwah ada yang mempercayai Al-Qur’an dan ada juga yang tidak. Dalam ayat itu Nabi Muhammad tidak dibolehkan untuk memaksakan. Biarlah setiap orang memilih keyakinan dan pendiriannya. Karena pun, perbuatan buruk tidak akan berubah sendiri menjadi perbuatan baik, dan sebaliknya.
Secara tersirat ayat ini memberikan penegasan akan keniscayaan toleransi dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak mengajarkan umat Islam memaksa orang lain dalam seruan berdakwah. Karena persoalan keimanan dan meyakini Al-Qur’an adalah persoalan pilihan jiwa masing-masing manusia.
Pada (QS. Yunus (10): 99-100) Allah juga berfirman yang artinya: “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman? dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mengerti.”
Tidak berbeda jauh dengan penjelasan ayat sebelumnya, ayat ini memberikan isyarat toleransi yang cukup kuat. At-Thabari dalam tafsirnya menyatakan bahwa Allah bisa saja membuat semua orang beriman. Akan tetapi Ia tidak berkehendak, karena mereka sudah tercatat di lauh al-mahfuz sebagai orang-orang yang enggan akan beriman.
Menurutnya pula, penggunaan dua kata jamak dalam ayat tersebut, yaitu kulluhum danjami’an, menegaskan benar-benar bahwa akan ada orang-orang yang ketika diajak dalam kebenaran enggan mau untuk mengikuti dan beriman kepada Allah. Hati mereka telah dikunci dari hidayah Allah Swt. Oleh karena itu, tugas Nabi Muhammad menyampaikan kebenaran, bukan memaksakan kebenaran kepada orang musyrik.
Begitu pula Allah menegaskan pada (QS. Al-Hujurat (49): 13) yang artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
Mengutip pendapat Ibn Katsir, ayat di atas meniscayakan bahwa manusia diciptakan dari jiwa yang satu (nafs wahidah) dan kemudian dijadikan oleh Allah beragam, baik suku, kabilah dan bangsanya. Antar satu sama lain tidak ada kemuliaan kecuali hanyalah dalam urusan keagamaan.
Al-Sya’rawi menambahkan, dari ayat tersebut dipahami bahwa keberagaman dalam hidup adalah merupakan keniscayaan. Tujuan utamanya untuk saling mengenal, sehingga akan lahir kemaslahatan untuk bersama. Dalam satu keluarga misalnya, ada yang bernama Hindun, Ahmad, Ali dan sebagainya. Tanpa adanya keberagaman nama itu maka akan sulit untuk saling mengenal satu sama lain. Begitu juga dalam kehidupan, tanpa adanya keberagaman kiranya sulit bagi manusia untuk saling mengenal dan menakutkan kemaslahatan.
Dapat dianalisa bahwa ayat tersebut secara tidak langsung meniscayakan juga perilaku toleransi, menghargai dan menghormati keberagaman, baik keberagaman suku, ras, etnis, agama atau pemahaman agama. Toleransi menjadi nilai penting yang ingin ditegaskan melalui ayat Al-Qur’an tersebut. Ayat Al-Qur’an meniscayakan toleransi.
Pada akhirnya, ayat-ayat Al-Qur’an tersebut di atas cukup jelas membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Al-Qur’an sebagai hudan bagi manusia tidak sama sekali mengajarkan perilaku intoleransi, terorisme dan radikalisme. Al-Qur’an adalah kitab cinta yang memberikan perlindungan kepada semua keberagaman yang ada pada umat manusia, baik persoalan agama, keyakinan, etnis, suku, ras ataupun budaya.
Penulis: Lufaefi (Mahasiswa Pascasarjana PTIQ Jakarta).

Artikel asli dimuat di: www.fkmthi.com. 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles