Sumber gambar: Qaf Media |
Dinamika hidup yang begitu kompleks telah membuat manusia disibukan dengan banyak hal. Tenaga, pikiran, waktu, bahkan finansial, harus dikorbankan untuk menghadapi problematika kehidupan. Apa lagi era medsos sepeti sekarang. Entah, ada berapa informasi dengan segala ragamnya masuk dalam gadget kita. Bising sekali.
Akibatnya, semua itu berdampak pada kesehatan mental manusia. Hidup resah, banyak masalah, belum selasai satu masalah; datang masalah berikutnya. Pada akhirnya, kita membutuhkan sesuatu yang bisa menjadi penawar kegelisahan yang jelas mengganggu kesehatan mental itu.
Kabar baiknya, Dr. Majda Amir telah menulis sebuah buku dengan judul “Selamat Tinggal Stres, Selamat Datang Tenang”. Secara umum buku ini berisi tentang tuntunan Rasulullah terkait berpikir positif agar hidup tentram dan sukses tiada batas.
Dunia Barat telah telah menekankan pentingnya menerbitkan tulisan tentang khasiat memaafkan dan mengampuni, juga efek dari pikiran dan perasaan negatif terhadap tubuh manusia keseluruhan. Padahal, metode terapi pikiran seperti itu sudah jauh diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Melalui buku ini, kita akan diajak bagaimana cara terapi mental melalui ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw.
Secara umum, buku ini ingin menyampaikan dua hal. Pertama, menyampaikan bahwa Islam memiliki terapi mental yang mumpuni. Terapi mental modern yang dilakukan oleh Barat, sebenarnya sudah lama dan banyak diajarkan oleh agama Islam melalui Rasulullah Saw.
Kedua, kunci kesehatan dan kesembuhan terletak pada “memaafkan, mengampuni, dan berpikir positif pada setiap saat”. Kombinasi sifat ini akan menghasilkan bahan bakar virtual yang akan memasok energi agar sel-sel kekebalan dapat berfungsi secara optimal.
Kita mungkin berandai-andai bagaimana jadinya jika seluruh kebaikan, manfaat, dan kesenangan di dunia ini terbatas dari segala macam kejahatan, bahaya dan rasa sakit. Tentunya hidup dan dunia kita akan akan sepenuhnya berbeda.
Akan tetapi, itu bertentangan dengan kehendak ilahi di mana kebaikan, kesenangan, dan manfaat itu berjalin kelindan dengan kejatahan, rasa sakit, dan bahaya. Maksud dari memurnikan kebaikan dan membedakannya dari kejahatan adalah untuk keperluan akhirat, buka di dunia yang kita tinggali ini.
Buku ini terdiri dari dua belas (12) bab, yaitu: gerak kehidupan di alam semesta, efek berpikir positif terhadap tubuh manusia, berpikir positif dan alam bawah sadar, sikap seorang mukmin kala susah: menerima dan bersabar, para sahabat saat menerima penderitaan, cara berdamai dengan orang-orang yang menyakiti kita, kekuatan ampunan dan maaf, Muslim dan berpikir positif, Islam dan berpikir positif, rahasia kata dan nama menurut agama dan pengobatan alternatif, pengaruh berpikir positif dan perasaan terhadap daya ingat, dan metode mengasuh dan menghadapi masalah.
Adalah Psikoneuroimunologi, salah satu cabang ilmu modern yang mengkhususkan diri pada keadaan psikologis dan mental manusia dan efeknya terhadap fungsi organ tubuh. Nama disiplin ini mengacu pada aspek-aspek psikologis dan neurlogis dari kekebalan tubuh manusia.
Dari cabang ilmu pengetahuan ini, kita tahu bahwa sel-sel kekebalan tidak hanya membaca pesan-pesan dari pikiran manusia pada tingkat mental, tapi sebenarnya sel-sel tersebut juga terpengaruh baik secara negatif maupun positif, yang pada akhirnya akan mempengaruhi esensi sel-sel tersebut.
Berpikir positif merupakan bahan bakar yang akan menyediakan energi yang dibutuhkan oleh sel-sel tersebut agar dapat berfungsi secara optimal. Pikiran positif dapat menjaga “Gerbang Emas” kita, yaitu “kekebalan”. Secara sederhana dapat kita simpulkan, bahwa berpikir positif dapat membawa pengaruh positif pada tubuh manusia. (hal. 27-28)
Dalam ajaran Islam, berpikir positif sudah diajarkan dari dulu. Jauh sebelum dunia Barat menemukan teori ini. Kita mendapati bahwa orang-orang beriman selalu mengarahkan kekuatan yang Allah berikan kepada mereka untuk mencapai hal-hal positif, seperti ketenangan kebahagiaan, dan keseimbangan biologis.
Ada banyak sekali ajaran Islam yang selalu mendorong umatnya agar selalau berpikir positif dalam setiap nafas hidupnya. Contoh saja anjuran bersabar saat menerima musibah. Ketika tertimpa musibah, sejatinya seseorang akan bersedih dan kecewa. Tentu, hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan mental dan tubuh.
Namun, berpikir positif akan musibah itu akan mengusir rasa sedih itu dan menjadi pengobatan alternatif baginya. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhya pahala yang besar datang sebagai balasan atas ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa menerima, maka ia akan merai rida Allah. Barang siapa, tidak suka, maka dia hanya akan menerima murka.” (HR Ibnu Majah. No. 4031)
Secara tegas, hadis di atas menganjurkan untuk berpikir positif. Meskipun keadaan sulit sedang menimpa dirinya.
Berpikir dan bertindak negatif hanya akan mengundang penyakit-penyakit fisik pada diri seseorang. Contoh saja saat kondisi sedang marah. Saat manusia marah, tanpa disertai memaafkan, akan menumbuhkan penyakit dalam hati, seperti rasa iri dan getir. Juga penyakit bagi fisik, seperti liver. Hal ini karena energi “energi amarah” yang negatif tersimpan dalam sel-sel tubuh secara umum dengan “Memori sel”. (hal. 98)
Telah terbukti bahwa pesan-pesan negatif itu bagaikan racun yang memengaruhi fungsi dan efisiensi sel tubuh. Oleh karena itu, dalam ajaran Islam, seseorang lebih baik mengampuni dan memaafkan, kecuali jika lawannya itu menghalanginya untuk taat kepada Allah.
Buku ini sangat layak untuk dimiliki. Di tengah derasnya arus informasi yang ada dengan segala ragamnya, membuat emosi seseorang tidak stabil dan seringkali terjerumus pada hal-hal negatif. Tentu, semua itu butuh obat penawar. Buku ini adalah menawarkan resep yang cocok sebagai solusi.
Identitas buku:
Judul: Selamat Tinggal Stres, Selamat Datang Tenang
Penulis: Dr. Madja Amir
Penerbit: PT Qaf Media Kreativa
Cetakan: I, September 2019
Tebal: 203 halaman
ISBN: 978-602-5547-59-1
Peresensi adalah Muhamad Abror. Pengasuh Madrasah Baca Kitab, Mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiidiqiyah Jakarta.