spot_img

Joseph Paul Zhang, Intoleransi dan Kedangkalan Beragama

 

Joseph Paul Zhang/Tribunnews

Baru-baru ini kita diramaikan dengan pernyataan seorang Youtuber Joseph Paul Zhang – saya menduga hanya karena ingin viral – melakukan penghinaan pada Islam dan Nabi Muhammad SAW. Buktinya, sebagaimana yang beredar, ia sudah tidak berada di Indonesia ketika polisi memburonnya. 

Ada banyak pernyataan-pernyataannya yang cukup tidak pantas dikatakan oleh orang yang mengaku beragama. Agama apapun. Dalam video yang beredar luas di medsos ia mengatakan kalau puasa hanya menyusahkan orang non Islam. Karena, hampir kebanyakan penjual makanan tutup di siang hari. Bahkan ia menyatakan puasa adalah ajaran lalim.

Pernyataan ini tidak pantas kecuali keluar dari mulut orang yang dangkal di dalam memahami agama. Padahal, puasa sendiri bukan hanya diwajibkan untuk orang Islam, duku bahkan nabi dan umat selain Nabi Muhammad diwajibkan melakukannya. Puasa bisa dibilang ada unsur ajaran warisan agama sebelum Islam.

Pernyataan Joseph menandai akan buruknya orang yang tak mau mengenal ajaran agamanya sendiri secara mendalam. Padahal Kristen sendiri dikenal sebagai agama kasih sayang, mengasihi sesama manusia tanpa melihat perbedaan keyakinan dan perbedaan lainnya. Soal ia tak mau berpuasa itu pilihan agama masing-masing. Apalagi soal warung yang tutup di bulan puasa, bahkan pemerintah pusat Indonesia saja melarang, melalui Kementerian Agama.

Saya meyakini betul apa yang dilakukan Joseph bukan apa-apa, apalagi dengan alasan karena keberaniannya, bukan sama sekali. Tujuan utamanya adalah ngemis-ngemis subscriber dengan memanfaatkan situasi puasa yang dilakukan kebanyakan masyarakat Indonesia, padahal dirinya saja tidak ada di Indonesia. Apalagi kalau bukan munafik orang seperti ini?

Dengan mudahnya ia mengaku kalau dirinya Nabi ke-26. Tidaklah menjadi soal manakala ia tidak meyakini keberadaan ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Tetapi menjadi masalah manakala ia sampaikan melalui publik. Selain melanggar UU Penistaan Agama sikap demikian tidak sama sekali mencerminkan pemeluk agama, agama apa pun. Ajaran sejati Islam, Kristen, dan agama-agama lainnya sangat menghargai keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Tetapi jangan harap selamat manakala justru digunakan untuk menghina dan menghujat keyakinan orang lain.

Pernyataan murahan yang tidak lain hanya keluar dari mulut manusia intoleran. Lebih-lebih ia menyatakan kalau Islam agama yang Tuhannya tidak ada dan sedang dikurung di Ka’bah. Sehingga mengakibatkan sebagian orang enggan lagi berpuasa karena tidak diawasi oleh Tuhan langsung. Dengan mimik wajah yang melecehkan, ia menyebut Islam agama yang merepotkan dirinya. Puasa hanya membuat dirinya kerepotan sebagai non Muslim.

Seseorang yang benar-benar memeluk agama saya yakin ia tidak akan mengatakan demikian di depan muka umum. Kalaupun itu dibenarkan di dalam agamanya dia (Kristen) pastilah akhlak kepada pemeluk agama meski didahulukan. Tidak menulut perpecahan di tengah masyarakat Muslim yang sedang berpuasa, menjalankan keyakinan agamanya.

Sikap seperti Joseph ini yang sebetulnya menjadi dorongan lahir dan berkembangnya intoleransi beragama. Selain akan timbul kebencian antar pemeluk agama, kelakuan seperti dia hanya akan menjadi bom waktu yang bisa menghancurkan bangsa dengan keragaman di dalamnya. Kita sangat mendukung pihak Kepolisian mengusut tuntas Joseph yang telah menghina dan melecehkan agama Islam. Bukan sebagai dendam umat Islam, tetapi sebagai pelajaran bagi semua orang agar jangan menjadi seperti dirinya.[]

Tim Redaksi.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles