spot_img

Tafsir Maqashidi, Definisi, Tujuan dan Contohnya

Tafsir Maqashidi adalah jenis tafsir Al-Quran yang berfokus pada tujuan dan maksud (maqasid) dari ayat-ayat Al-Quran. Pendekatan ini bertujuan untuk mengungkapkan hikmah di balik ajaran Al-Quran dan bagaimana ajaran-ajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks dan situasi.

Pendekatan dalam Tafsir Maqashidi didasarkan pada keyakinan bahwa Al-Quran diwahyukan tidak hanya untuk memberikan petunjuk kepada orang-orang pada zamannya, tetapi juga untuk menangani kebutuhan dan masalah seluruh umat manusia sepanjang sejarah. Oleh karena itu, Tafsir Maqashidi berusaha untuk mengungkapkan makna dan pesan Al-Quran yang bersifat abadi dan universal.

Tafsir Maqashidi sering dikaitkan dengan aliran teologi Islam Ash’ari, yang menekankan peran akal dan pemikiran dalam memahami teks-teks keagamaan. Para ulama yang menggunakan pendekatan ini untuk interpretasi Al-Quran juga dapat merujuk pada ajaran teori hukum Islam (usul al-fiqh) dan ilmu-ilmu Islam lainnya untuk mendukung interpretasi mereka.

Beberapa tujuan dan maksud utama ayat-ayat Al-Quran yang diungkapkan dalam Tafsir Maqashidi meliputi promosi keadilan dan kesetaraan, penanaman nilai-nilai moral dan kebajikan, panduan menuju jalan yang benar dan taqwa, serta promosi kesejahteraan sosial dan ekonomi.

Secara keseluruhan, Tafsir Maqashidi menyediakan pendekatan yang holistik dan komprehensif untuk memahami Al-Quran dan ajarannya, yang dapat diterapkan pada berbagai konteks dan situasi untuk menangani kebutuhan dan masalah umat manusia. Dalam hal ini, Tafsir Maqashidi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan mendukung perkembangan masyarakat yang lebih adil dan makmur.

Berikut adalah beberapa contoh tafsir Maqashidi dari beberapa ayat Al-Quran:

Surat Al-Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Tafsir Maqashidi dari ayat ini adalah bahwa puasa ditetapkan sebagai salah satu kewajiban dalam Islam untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan umat manusia. Puasa mengajarkan orang untuk menahan diri dari nafsu dan keinginan duniawi, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kesalehan spiritual. Dalam hal ini, puasa bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga sarana untuk mencapai kesempurnaan spiritual.

Surat Al-Ma’arij ayat 19-21:

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا إِلَّا الْمُصَلِّينَ

Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat tergesa-gesa, apabila ia ditimpa malapetaka ia menjadi putus asa, dan apabila ia mendapat kebaikan ia kikir, kecuali orang-orang yang shalat.

Tafsir Maqashidi dari ayat ini adalah bahwa manusia cenderung tergesa-gesa dalam menghadapi kejadian-kejadian dalam hidupnya. Ketika mengalami kesulitan, ia cenderung merasa putus asa dan berputus asa. Namun, ketika mendapat keberhasilan dan kebaikan, ia cenderung menjadi kikir dan rakus. Oleh karena itu, ayat ini mengajarkan manusia untuk menjaga keseimbangan dan menyeimbangkan keadaan dengan beribadah kepada Allah melalui shalat. Shalat membantu manusia untuk menenangkan diri dan mengembangkan kesabaran, keberanian, dan kemurahan hati.

Wallahu A’lam.[]

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles