Aku tidak diutus Tuhan untuk mengutuk orang. Aku diutus hanya untuk menyebarkan kasih sayang (HR. Muslim no. 2599).
Dalam Alquran, banyak sekali ayat yang mengisahkan tentang keagungan sifat dan akhlak Rasulullah ﷺ. Beliau ﷺdisebut sebagai pemilik budi pekerti yang luhur (QS. Al-Qalam: 4). Bahkan dalam beberapa riwayat, beliau ﷺ disebut sebagai Alquran itu sendiri. Maksudnya tentu ingin menunjukkan betapa agung dan mulianya Nabi Muhammad ﷺ.
Allah berfirman dalam Alquran:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ – ٢١
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. Al-Ahzab: 21).
Kesempurnaan itu tidak cukup diungkapkan lewat kata-kata. Semua orang yang hidup semasa dengan beliau ﷺ pasti akan berusaha menemui Nabi Muhammad ﷺ—baik mereka yang mencintai atau membencinya.
Ada kerinduan dan daya tarik yang begitu dalam yang ditimbulkan oleh perangai dan akhlak Rasulullah ﷺ. Bahkan orang-orang seperti Abu Lahab dan Abu Sofyan (sebelum masuk Islam) tidak bisa untuk tidak bertemu Nabi ﷺ walaupun dalam sehari. Orang-orang yang mendalami kisah hidup Rasulullah ﷺ pasti akan mengangungkan dan menyanjungnya. Ini memang karena kesempurnaan yang dimiliki dirinya tidak dimiliki oleh siapa pun.
Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok pribadi yang lain daripada yang lain. Beliau ﷺmemiliki kombinasi yang sempurna terkait dengan kesempurnaan akhlak dan perangainya. Imam Ali menggambarkan perangai Nabi Muhammad ﷺsebagai sosok yang tidak suka berkata kasar (bentak-bentak) dan juga tidak menyukai orang yang berkata kasar. Beliau ﷺbukan juga orang yang suka berteriak-teriak layaknya di pasar. Ucapanya senantiasa penuh kelembutan.
Dalam sebuah hadis digambarkan:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم سَبَّابًا وَلاَ فَحَّاشًا وَلاَ لَعَّانًا
Nabi ﷺ bukanlah orang yang suka mencaci maki, berkata-kata jorok, dan bukan orang yang suka mengutuk (HR. Bukhari no. 6031)
Rasul ﷺ bukanlah orang yang suka membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan, setiap kejahatan yang tertuju padanya akan beliau ﷺ maafkan atau justru diabaikannya.
Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah menggunakan kekerasan kecuali ketika berperang di jalan Allah. Beliau ﷺtidak pernah memukul wanita dan pelayan. Jika ada hal yang tidak disukainya, beliau lebih sering diam.
Menurut Imam Ali, Rasulullah ﷺ tidak pernah menuntut balas atas ketidakadilan yang menimpanya, kecuali yang dilanggar memanglah hukum Allah—maka beliau ﷺ akan menjadi orang terkuat yang membelanya. Selain itu, jika Nabi Muhammad ﷺ diberikan pilihan, ia akan memilih yang paling sederhana. Kalau Nabi ﷺ masuk ke dalam rumah, beliau ﷺ tidak pernah memposisikan dirinya seperti raja yang harus dilayani. Beliau mencuci dan menjahit pakaian sendiri, memerah susu kambing, dan membantu dalam kegiatan rumah tangga.
Anas bin Malik, yang pernah melayani sang Rasul ﷺselama 10 tahun, bersaksi bahwa Rasulullah ﷺtidak pernah sekalipun memarahinya. Jika Anas melakukan sesuatu, Rasulullah ﷺ tidak pernah mengatkakan kepadanya, “Mengapa kau lakukan itu?” Jika Anas lalai dalam sesuatu, sang Rasul ﷺ tidak pernah berkata, “Mengapa kau tidak melakukan itu?”
Nabi ﷺ adalah utusan Allah yang lembut perangainya dan luwes pergaulannya. Imam Ali menyebut bahwa siapa pun yang tiba-tiba memandangnya tentu akan senang kepadanya, oleh sebab senyum yang senantiasa merekah pada wajah sang Rasul ﷺ.
Siapa pun yang bergaul dengannya pasti akan mencintainya. Bilal yang begitu perkasa tak kuasa membendung tangisnya tiap kali ia mengumandangkan azan pasca wafatnya sang Rasul ﷺ.
Tidaklah seseorang berjabat tangan dengan beliau ﷺ, melainkan beliau ﷺ adalah orang terakhir yang melepaskan jabat tangan tersebut. Tidaklah seseorang bertemu dengan Nabi ﷺ, melainkan ia akan kembali dengan perasaan hati yang lebih bahagia dan berbunga-bunga ketimbang sebelumnya.
Nabi Muhammad ﷺ memiliki pergaulan yang mulia. Semua sahabat-sahabatnya sangat menghormatinya. Hal ini karena beliau ﷺ adalah sosok yang penuh perhatian. Tampilannya yang elok membuat banyak orang tertarik padanya. Saat beliau berbicara para sahabat, mereka pun khusyu’ mendengarkan sang Nabi ﷺ. Jika sang Nabi ﷺ memberi perintah, mereka pun bersegera untuk melaksanakan.
Ketika beliau ﷺ dipanggil, maka beliau ﷺ akan memutar seluruh tubuhnya menghaorang itu, entah ia orang kaya, miskin, tua, ataupun muda. Beliau ﷺadalah sosok yang disegani, disenangi, ditaati, dan kerap dikerumuni oleh banyak orang. Nabi ﷺ bukanlah orang yang diremehkan oleh kaumnya. Beliau adalah sosok teladan dan manusia sempurna yang diutus Allah untuk menunjukkan manusia jalan-jalan kebenaran.
Para sahabat yang mendeskrikpsikan sang Rasul ﷺkerap berkata, “Kami tidak pernah melihat orang yang menyerupai sang Rasul ﷺ baik sebelumnya atau setelahnya.”