Pada awal Desember 2019 lalu kota Wuhan di China digemparkan oleh penemuan virus bernama virus Corona atau yang kini lebih populer dengan sebutan Covid-19. Diduga sebelumnya, bahwa penularan virus ini hanya terjadi pada hewan seperti kelelawar dan ular, dua binatang yang dianggap sebagai vektor Covid-19. Terlepas dari akurat-tidaknya data tersebut, kini Covid-19 terbukti mampu menularkan antarmanusia.
Kota Wuhan bukanlah satu-satunya kota yang didatangi oleh virus tersebut. Dengan bekal keoptimisan, Covid-19 bersuka rela menyebar ke hampir seluruh dunia. Dan secara resmi Organisasai Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai sebuah pandemi, sebuah wabah yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua secara luas.
Kehadiran Covid-19 rupanya telah disambut dengan kepanikan, ketakutan, keresahan, dan kelelahan. Bagaimana tidak, ia telah menjatuhkan banyak korban terinfeksi dan tidak sedikit korban meninggal dunia. Lalu di tengah Pandemi ini, bagaimana sebaiknya menyambut bulan suci Ramadhan yang akan kita jumpai beberapa hari mendatang?
Bagi kaum Muslimin, bersuka-cita menyambut Ramadhan merupakan salah satu wujud keimanan. Tak beda seperti ketika menyambut seorang tamu yang agung, maka kita akan mempersiapkan sambutan yang luar biasa, dari mulai fisik yang sehat serta hati yang bahagia nan gembira.
Sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah Swt. dalam QS. Yunus ayat 58 yang artinya, Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Ramadhan kali ini mungkin akan berbeda dengan Ramdhan-ramadhan sebelumnya. Ramadhan yang biasanya kita sholat berjamaah dan tarawih di masjid akan berganti tempat di rumah. Ramadhan yang biasanya dihiasi dengan jalinan silaturahmi secara fisik, sepertinya hanya akan berjalan melalui media sosial dan handphone.
Kita akan lebih banyak berdiam diri di rumah. Namun, berdiam diri bukan berarti tidak berbuat apa-apa, apalagi tidak beribadah. Berdiam diri bukan berarti meratap kesedihan adanya wabah yang masih menghantui. Akan tetapi, berdiam diri dengan tetap memaksimalkan ibadah puasa dan ibadah-ibadah selainnya.
Kita tetap menjalankan puasa dan ibadah lainnya secara munfarid di rumah. Dan kita pasti bisa untuk fokus menghabiskan waktu dengan diri sendiri, introspeksi diri, dan merenungi banyak hal yang telah kita lakukan sepanjang kehidupan kita. Barangkali, di titik itulah Allah akan memberikan jalan agar kita semua segera dibebaskan dari pandemi virus ini.
Ramadhan harus tetap disambut dengan suka-cita. Puasa harus dijalankan menjadi kewajiban sebagaimana mestinya. Silaturrahmi harus tetap terjaga dengan komunikasi seadanya. Dan kita harus memperbanyak do’a untuk keselamatan diri kita semua. Terutama, berdoa untuk kelangsungan hidup umat manusia di dunia, bersama-sama melawan virus Corona.
Semoga ramadhan kali ini dapat memberikan warna baru, cerita baru, dan hikmah baru yang dapat kita aplikasikan sebagai pelajaran dalam kehidupan kita. Marhaban Ya Ramadhan. Selamat menyambut Ramadhan di tahun ini dengan suka cita bagi Muslim dan Muslimah di dunia. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan bahagia. Semoga Ramadhan kita berbuah berkah. Amiin.
Penulis: Syafaatul Udzma (Mahasiswi STFI Sadra Jakarta).