Bandung – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa publikasi tentang kebaikan-kebaikan yang ada di pondok pesantren harus mulai diekpos kepada publik.
Menurutnya, selama ini kebaikan-kebaikan yang ada di pondok pesantren atau pun prestasi pondok pesantren masih konsumsi kalangan terbatas, sehingga apresiasi terhadap pesantren sangat minim.
“Berbagai kebaikan yang dilakukan para santri selama ini selama ini hanya mengisi ruang kosong sehingga hal-hal positif pondok pesantren tidak menjadi konsumsi publik,” ujarnya dalam acara Kopdar Pengelola Media Pesantren, yang diadakan di Bandung, Sabtu (16/09) malam.
Menurutnya, selama ini yang menjadi konsumsi publik hanya kejadian-kejadian kecil yang dinilai negatif di pesantren. Padahal, setiap harinya pesantren selalu melakukan kebaikan.
“Sementara jika terdapat kejadian kecil yang sedikit mengganggu, maka hal tersebut menjadi bahasan di ruang publik. Pesantren selalu melakukan kebaikan setiap harinya. Namun hanya menjadi konsumsi di ruang sunyi belum terlalu terekspos,” tuturnya.
Ia mencontohkan salah satu prestasi yang kini digalakkan oleh Kemenag yaitu kemandirian pesantren dalam mengelola perekonomian. Hal itu menurutnya, perlu mendapatkan apresiasi lebih dari masyarakat.
“Kemandirian pesantren itu sangat bagus, namun itu hanya dibicarakan dalam ruang terbatas, belum digaungkan ke masyarakat luas,” tambahnya.
Untuk itu, katanya, hari santri nasional 2023 harus dijadikan momentum untuk menggaungkan prestasi-prestasi yang ada pada pondok pesantren.
“Mari kita jadikan Hari Santri Nasional untuk mengamplikasikan dengan banyak channel untuk menggaungkan prestasi-prestasi pondok pesantren, biar Hari Santri Nasional dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober, yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.
“Buatlah kebaikan dan kabarkan pada dunia,” tutupnya.***
