Di kalangan masyarakat saat ini, seperti siswa, santri, atau mahasiswa, masih banyak di antara mereka yang belum paham perbedaan antara ilmu dan pengetahuan. Padahal, semestinya mereka tahu dengan jelas perbedaan dari keduanya, sebelum lebih jauh mendalami kontennya.
Pada hakikatnya, manusia mengetahui informasi mengenai suatu hal, tetapi terkadang manusia tidak dapat mendefinisikan atau menjelaskan apa yang telah diketahuinya. Hal itu karena keterbatasan kemampuan dalam menyampaikan serta kurangnya pengetahuan yang ia miliki.
Ilmu merupakan pengetahuan yang berupa informasi dengan cara dikaji secara metodis dan sistematis, sehingga seseorang dapat menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu. Sedangkan, pengetahuan adalah suatu informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia tanpa dikaji secara mendalam oleh manusia.
Ilmu dan pengetahuan merupakan suatu rangkaian kata yang berbeda, namun memiliki kaitan yang sangat kuat. Karena kaitan yang sangat kuat, terkadang ilmu dan pengetahuan sulit untuk dibedakan. Dalam perspektif Islam, kata ilmu berasal dari Bahasa Arab ‘ilm (‘alima-ya’lamu-‘ilm), yang berarti pengetahuan (al-ma’rifah). Dari asal kata ‘ilm ini, artinya adalah ilmu atau ilmu pengetahuan.
Ilmu merupakan pengetahuan hasil dari usaha yang sungguh-sungguh (ijtihad), dari para ilmuan muslim (ulama/mujtahid) atas persoalan-persoalan duniawi dan ukhrawi dengan bersumber kepada wahyu Allah. Al-Quran merupakan wahyu Allah yang berfungsi sebagai petunjuk kehidupan manusia. Sedangkan al-Hadits, menurut mayoritas ulama yaitu segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik ucapan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan), sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi Nabi atau sesudah menjadi Nabi.
Dua pusaka umat Islam, yaitu Al-Quran dan al-Hadis, merupakan wahyu Allah yang berfungsi sebagai petunjuk (hudan) bagi umat manusia, hal ini termasuk petunjuk tentang ilmu dan aktifitas ilmiah. Al-Quran memberikan perhatian yang sangat istimewa terhadap manusia yang melakukan aktifitas pembelajaran, baik di bangku sekolah maupun di masyarakat.
Pada QS. Al-Alaq [96]: 1 Allah berdirman:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Selain Al-Quran, dalam haditspun Nabi Muhammad Saw banyak menyebut mengenai aktifitas ilmiah, salah satunya keutamaan menuntut ilmu. Rasulullah Saw bersabda :
Dari Abi Darda RA berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: “ Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya (memayungkan sayapnya) kepada penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut”. (HR. Ibn Majah).
Dalam epistemologi Islam, ilmu pengetahuan dapat diraih dengan tiga cara, yakni pertama, melalui eksperimen dan pengamatan indrawi (QS. Al – ‘Ankabut [29]: 20). Kedua, melalui akal yaitu dengan jalan ta’aqqul, tafaqquh dan tazakkur (merenungkan, memikirkan, memahami dan mengambil pelajaran) (QS. Al-Baqarah [2]:164). Dan ketiga, melalui wahyu atau ilham. Allah dapat memberikan kepada manusia yang dikehendaki tanpa proses berfikir ataupun pengamatan empiris, tetapi diberikan secara langsung (QS. Al-Baqarah [2]: 251).
Dalam tradisi keilmuan Barat sendiri, Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag menulis: “Science is empirical, rational, general and cumulative; and it is all four at once” (ilmu adalah yang empiris, yang rasional, yang umum dan bertimbun-bersusun; dan keempat-empatnya secara serentak). Tradisi filsafat Barat mewarisi dua aliran sumber ilmu pengetahuan, yaitu aliran rasionalisme dan empirisme.
Aliran rasionalisme memberikan tekanan pada akal sebagai sumber pengetahuan. Sedangkan aliran empirisme, menganggap bahwa sumber pengetahuan yang utama adalah pengalaman indrawi manusia. Kedua sumber ilmu pengetahuan tersebut, yaitu akal dan indera pada dasarnya sama-sama bersumber dari manusia.
Dari penjelasan di atas, ilmu pengetahuan mencakup pada suatu fakta yang bersifat empiris atau gagasan rasional yang dibangun oleh individu melalui percobaan dan pengalaman yang teruji kebenarannya. Menuntut Ilmu juga mempunyai peran yang penting, apalagi pada zaman yang sudah modern ini, kita selaku umat muslim sudah pasti sangat memerlukan ilmu pengetahuan agar tidak mengalami ketertinggalan dengan dunia Barat.
Baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, teknologi dan lain-lain, maka sudah seharusnya, kita mengetahui dan memahami, bahwa menuntut ilmu pengetahuan Islam dan ilmu pengetahuan umum, sangatlah penting. Kedua ilmu tersebut, harus dipelajari. Karena, banyak masalah kehidupan manusia sekarang yang belum dapat dipecahkan.
Melainkan dengan hal di atas adalah ilmu pengetahuan dan peran manusia dalam mengembangkannya. Seperti halnya kesehatan, yang sangat penting bagi masyarakat, oleh karena itu misalnya, kita sangat perlu dalam mempelajari ilmu obat-obatan serta pembuatan alat-alat kesehatan yang canggih dengan ilmu pengetahuan Barat.
Dalam Islam, ilmu sangatlah penting berperan sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jika seseorang dalam memerankan ilmu tidak menyandarkan kepada Allah Swt dengan menggunakan ilmu pengetahuan Islam, maka bisa saja ilmu tersebut akan membawa pada kesesatan. Oleh karena itu, sangat penting sekali dalam mempelajari keduanya. Terlebih lagi jika tujuan dalam mempelajari ilmu adalah untuk kemaslahatan banyak orang.
Penulis: Safitri Septiani (Mahasiswi Institut Ilmu Al-Quran Jakarta).