Hari Asyura atau 10 Muharram menyimpan sejumlah sejarah penting yang memiliki pesan moral tinggi. Oleh sebab itu, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah dengan tujuan mensyukuri hari yang mulia ini. Terkait sejumlah peristiwa pada Hari Asyura, dijelaskan dalam satu hadits Nabi:
فقال عمرُ: يا رسولَ اللهِ لقد فضَّلنا اللهُ عزَّ وجلَّ بيومِ عاشوراءَ؟ قال: نعم، خلق اللهُ السَّماواتِ يومَ عاشوراءَ، والأرضَ كمثلِه، وخلق الجبالَ يومَ عاشوراءَ، والنُّجومَ كمثلِه، وخلق القلمَ يومَ عاشوراءَ، واللَّوحَ كمثلِه، وخلق جبريلَ يومَ عاشوراءَ ” وملائكتَه يومَ عاشوراءَ، وخلق آدمَ في يومِ عاشوراءَ، ووُلد إبراهيمُ يومَ عاشوراءَ ” ونجَّاه من النَّارِ يومَ عاشوراءَ، وفداه اللهُ يومَ عاشوراءَ، وغرِق فرعونُ يومَ عاشوراءَ، ورُفِع إدريسُ يومَ عاشوراءَ، ووُلِد في يومِ عاشوراءَ، وأعطَى اللهُ المُلكَ سليمانَ يومَ عاشوراءَ، ووُلِد النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم في يومِ عاشوراءَ، واستوَى الرَّبُّ عزَّ وجلَّ على العرشِ يومَ عاشوراءَ ويومُ القيامةِ يومُ عاشوراءَ.
Artinya, “Umar bin Khattab bertanya, ‘Wahai Rasulullah, benarkah Allah menjadikan hari Asyura sebagai hari yang utama buat kami? Rasul menjawab, ‘Iya benar. Pada hari itu Allah menciptakan langit-langit, bumi, gunung, Jibril, para malaikat, dan adam. Pada hari itu juga Ibrahim lahir dan diselamatkan dari kobaran api.
Firaun ditenggelamkan pada hari Asyura. Nabi Idris diangkat dan dilahirkan juga dihari yang sama. Allah memberi kerajaan kepada Nabi Sulaiman dihari Asyura. Nabi Muhammad saw lahir pada hari Asyura. Allah swt beristiwa di hari Asyura. Dan, terakhir, kiamat akan terjadi juga di hari Asyura.’” (HR Ibnu Abbas).
Salah satu peristiwa bersejarah penting pada Hari Asyura adalah pertaubatan Nabi Adam as setelah memakan buah Khuldi di surga akibat terkena godaan Iblis.
Dikisahkan, Iblis tidak mau bersujud pada Adam sebagai bentuk penghormatan. Karena kesombongannya inilah Allah swt mengusir Iblis dari surga. Hanya, Iblis tidak tinggal diam. Ia berencana menggoda Adam dan Hawa agar mau memakan buah Khuldi sehingga keduanya diturunkan dari surga.
Keangkuhan Iblis ini diabadikan dalam ayat Al-Qur’an berikut:
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” (QS. A-Baqarah: 34)
Singkat kisah, Iblis pun berhasil menggoda Adam dan Hawa sehingga keduanya diturunkan dari surga. Kendati sebelum itu Allah swt sudah mengampuni keduanya, tapi sebagai konsekuensi logis atas doa maka keduanya tetap mendapat hukuman di dunia. Kisah ini dijelaskan dalam firman Allah swt berikut:
فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٖۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمۡ أَنۡهَكُمَا عَن تِلۡكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمَا عَدُوّٞ مُّبِينٞ
Artinya, “Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, ‘Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: ‘Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?’” (QS. Al-A’raf [7]: 22)
Pesan moral dari kisah ini, setiap manusia berpotensi melakukan dosa. Jangankan kita yang manusia biasa, selevel Adam yang nabi dan hidup di surga saja masih bisa terjerumus dalam kemaksiatan.[]