spot_img

Gus Nadir: Virus Corona, Musibah Atau Anugerah?

Ilustrasi: suara

Masyarakat penjuru dunia masih menghadapi pandemi global sebab virus Corona, termasuk masyarakat Indonesia. Ada banyak masyarakat yang ketakutan, cemas, curiga, bahkan sampai menolak pemakaman korban terdampak virus ganas itu. Seluruh dunia sedang menyiapkan trik terbaik untuk melawan pandemi Covid-19, agar bisa kembali hidup dalam aktivitas normal.

Akan tetapi, di balik musibah ini menurut Gus Nadirsyah Hosen, seorang ulama muda yang juga menjadi Dosen di Australia, ada banyak anugerah di balik musibah Covid-19. Secara ekosistem lingkungan dan alam, pandemi ini membuat langit kembali biru, udara segar, limbah di sungai sementara terhenti karena pabrik tidak beroperasi. Selain itu menurut Gus Nadir, keluarga yang jika bertemu hanya membincang soal uang dan pekerjaan, sekarang bercengkrama untuk beribadah dan aktivitas yang positif lainnya di rumah.

Menurut beliau juga, salah jika ada orang menanyakan di tengah pandemi ini mengapa Masjid ditutup sementara tempat hiburan tidak. Bisa jadi mereka lupa, bahwa pusat perjudian di Las Vegas Amerika dan Singapura juga ikut tutup. Semua bar dan club di New York, Paris, dan London tutup. Tempat prostitusi di Jerman Belanda dan Rusia juga tutup. Tempat-tempat tersebut tutup dengan sendirinya, bukan dengan takbir ataupun pentungan.

Menurut Gus Nadir, di saat manusia sedang terkapar menghadapi virus Corona, sesungguhnya alam sendiri sedang menemukan harmoninya. Alam sedang menemukan kebahagiaan. Sehingga, entah apakah ini adalah musibah atau sebuah anugerah. Atau menurut Gus Nadir, apakah ini aib manusia atau proses ghaib untuk memanusiakan kemanusiaan kita. Kita tidak pernah tahu.

Dengan mengutip QS. Al-Baqarah [2]: 286, “La Yukallifullahu nafsan illa wus’aha“, Allah tidak akan membebani manusia kecuali dengan apa yang ia mampu. Maka menurut Gus Nadir, Allah datangkan musibah pandemi ini tidak mungkin jika manusia tidak mampu melawannya. Sehingga sudah sepatutnya kita juga bersyukur atas apa yang Allah timpahkan kepada kita. Karena Allah memberikan musibah ini berarti Allah percaya pada kita bahwa kita bisa melewatinya.

Gus Nadir juga mengutip pernyataan Ibn Athaillah Al-Sakandari, “boleh jadi seseorang akan mendapatkan pengalaman batin dalam penderitaan, saat ia tak bisa mendapatkannya dalam puasanya dan shalatnya”. Artinya, bukan hal mustahil bahwa musibah yang dihadapi manusia adalah menjadi jalan batin agar mereka bisa lebih dekat lagi kepada Allah Swt.

Gus Nadir, sebagaimana disampaikan dalam acara istogashah dan pertaubatan global bersatu melawan Corona dengan NU se – Dunia (9/4/2020), berharap agar kita semua selamat dari musibah. Allah memberikan jalan keluar dan menyudahi musibah pandemi Covid-19. Gus Nadir sangat yakin bahwa jika Allah sudah berkehendak, maka dengan “kun fayakun” semuanya akan menjadi apa yang Ia inginkan, termasuk mengabulkan doa-doa kita.

Penulis: Tim Redaksi.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles