spot_img

Fenomena Aneh; yang Berhutang yang Lebih Galak, Begini Kata Islam!

Aneh tapi nyata. Itulah istilah yang tepat bagi yang suka berhutang alias hobi minjem uang atau barang berharga lainnya. Namun di sisi lain ia sulit saat ditagih utangnya, bahkan lebih galak dibanding orang yang meminjaminya uang.

Orang yang berhutang tentu sedang mengalami pailit atau kebutuhan yang sangat mendesak. Di saat itulah ia berfikir siapa gerangan yang kiranya nyaman dan bersedia untuk dimintai pertolongan agar bersedia meminjamkan uang karena adanya keperluan mendesak tersebut.

Orang yang akan meminjam uang atau barang berharga akan melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya bahkan terkadang dilakukan dengan cara merengek dan bahkan mengemis sekalipun. Atau juga dilakukan dengan cara memberikan janji manis tepat waktu, memberikan upah dua kali lipat, dan lain sebagainya.

Tidak sedikit orang yang mendengar narasi sedih bercampur keluh kesah tersebut akan merasa simpati dan empati yang kemudian berkeinginan menolongnya.

Lantas seperti apa etika orang yang berhutang kepada yang dihutangi dalam pandangan Islam?

Terdapat banyak anjuran baik dari ayat Al-Quran maupun hadits yang menjelaskan tentang keutamaan orang memberi utang karena merupakan bagian dari menolong orang lain. Bahkan, menagih utang pun ada etika dan aturannya.

Lantas bagaimana dengan orang yang berutang? Pernahkah kita jumpai orang yang berutang bersikap lebih galak dari pemberi utang saat ditagih karena jatuh tempo?

Perintah Segera Melunasi

Pertama, saat hendak berutang, seseorang perlu mempunyai niat yang kuat untuk bisa membayarnya kelak saat jatuh tempo. Hal ini sesuai hadits Nabi dari Abu Hurairah:

Artinya: Barangsiapa yang mengambil harta-harta manusia (berutang) dengan niatan ingin melunasinya, Allah akan melunaskannya. Dan barangsiapa yang berutang dengan niat ingin merugikannya, Allah akan membinasakannya (HR Bukhari: 2387).

Kedua, apabila sudah sampai pada waktu jatuh tempo dan mempunyai harta di luar persediaan makanan pokok dia dan keluarganya, utang harus dibayarkan sesuai prinsip dari Nabi bahwa menunda utang bagi orang yang mampu, merupakan sebuah kezaliman sebagaimana terekam dalam kitab Al-Mausuah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah:

Artinya“Efek dari hutang piutang, bagi orang yang berutang wajib membayarnya apabila sudah jatuh tempo karena sesuai dengan firman Allah ‘memberikannya dengan baik’ dan berdasar hadits Nabi ﷺ ‘penundaan membayar utang bagi orang yang mampu membayarkannya, merupakan sebuah kedzaliman.(Al-Mausuah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah, [Kuwait: Darus Salasil, cet 2], juz 3, hal. 268).

Ketiga, harusnya yang berhutang merasa berterimakasih jika diingatkan agar segera melunasi pinjamannya bukan malah tersinggung apalagi marah-marah. menamkan rasa takut jika tidak bayar utang, karena alasan dosa yang tidak diampuni dan tidak masuk surga.
Artinya: “Semua dosa orang yang mati syahid diampuni KECUALI utang”. (HR Muslim: 1886).

Pesan Bagi Pemilik Uang

Bagaimana mengantisipasinya agar tak terjadi situasi yang tak enak saat menagih utang? ada sejumlah tips jika Anda akan memberikan pinjaman kepada orang lain. Perhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Beri pinjaman dengan nominal yang Anda rela kehilangan jumlah uang tersebut

Ketika meminjamkan uang kepada orang lain, baik keluarga, sahabat, dan lain-lain, tetap ada risiko kehilangan uang yang dipinjamkan.

2. Buat aturan yang jelas saat memberikan pinjaman

Anda juga perlu tahu tujuan orang meminjam uang, berapa banyak yang dibutuhkan, kapan dan bagaimana mekanisme pengembaliannya.

3. Sebelum memberikan pinjaman, konsultasikan terlebih dulu kepada pasangan/orang lain

Mencari tahu apakah orang yang akan berutang itu punya kebiasaan meminjam uang kepada orang lain dan bertanggung jawab atas pinjamannya atau tidak adalah hal penting.

Hal yang perlu dipertimbangkan, jika peminjam tidak bisa mengembalikan, apa Anda rela kehilangan uang tersebut atau tidak.  “Jangan berikan bantuan yang membuatmu bimbang.” Dengan aturan peminjaman yang jelas, akan mengingatkan peminjam bahwa jika tidak berjalan baik, dia tidak akan bisa lagi meminjam.

Perlu diketahui, utang yang tidak terbayar ketika masih hidup dan tidak ada yang melunaskannya, besok akan diminta ganti dengan amal baiknya selama di dunia sebesar hitung-hitungan utangnya.

Dengan demikian, apabila di antara kita ada yang utang semestinya mengetahui etika-etika orang yang berutang sebagaimana di atas. Akhirnya, mudah-mudahan segala keperluan kita dicukupkan oleh Allah SWT dan memohon perlindungan dariNya agar tidak terlilit hutang.

Wallahu Alam.[]

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles