ilustrasi/doc.pribadi
Peran dakwah sangatlah penting dalam upaya mengajak umat untuk menerima ajaran Islam dengan penuh kesadaran. Saat ini metode dakwah mengalami transisi, dari konvensional ke metode milenial, sementara dakwah melalui media lebih akrab, karena jangkauannya lebih luas.
Melalui sosial media dakwah kita dapat berkembang jangkauannya, tentunya harus mengikuti jaman, bukan? Facebook, Twitter, Pinterest, dan Instagram adalah beberapa contoh sosial media yang banyak digunakan oleh para pengguna internet dewasa ini.
Awalnya, sosial media hanya digunakan untuk para penyuka Internet saja dan tak digunakan untuk urusan dakwah. Namun sekarang, para pelaku dakwah, tidak hanya yang bergelar ustadz atau da’i juga sudah mulai mempertimbangkan sosial media.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. 3:104)
Dakwah di era milenial memiliki tantangan sekaligus peluang. Generasi milenial merupakan sebutan generasi yang lahir rentang tahun 1980 hingga saat ini, dimana mereka lahir pada arus revolusi teknologi informasi yang jumlahnya cukup besar.
Generasi milenial memiliki karakter yang khas daripada generasi sebelumnya. Ciri utama dari generasi milenial yaitu meningkatnya pemanfataan media dan teknologi digital. Mereka juga mempunyai karakter yang kreatif .
Al-quran menyebutkan metode dakwah (dalam surah an-Nahl ayat 125) yang dapat dijadikan landasan dai generasi milenial, yaitu: dakwah bil hikmah, bil mauziah hasanah dan bilmujadalah.
Dari ketiga landasan metode dakwah tersebut kini semakin berkembang seiring masuknya teknologi dan media modern. Dai generasi milenial seharusnya memanfaatkan media modern dan mengembangkan metode yang pernah digunakan untuk dakwah.
Namun pada kenyataannya, masih banayk dijumpai dai yang tidak mengikuti media era modern yang dapat menunjang keberhasilan dakwah. Metode dakwah yang digunakan pun masih dianggap klasik. Bahkan, dari materi dakwah yang disampaikan pun kerap kali mengulang-ulang dari sebelumnya. Sehingga dakwah memang membutuhkan revitalisasi supaya tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.
Daripada media saat ini digunakan untuk hal-hal yang negative dan tidak banyak berguna, lebih baik kita buat konten dakwah, shalawat dan semacamnya di media tersebut yang lebih bermanfaat. Namanya dakwah memang harus pelan-pelan dalam mengarahkan umat ke arah yang baik. Wallahu A’lam.[]
Penulis: Widuri Nurcahyani Putri (Mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam).