spot_img

Bukan Syahid, Begini Hukum Mati Sebab Membangkang Pada Pemerintah

ISTIMEWA

Mati syahid adalah mati yang diidamkan banyak orang kelak ketika ajalnya datang. Sebab orang yang demikian akan bebas dari siksaan. Ia akan dijamin langsung masuk surga. Oleh sebab demikian banyak orang menanggap sebagian kejadian kematian yang sebenarnya bukan mati syahid namun diklaim sebagai kematian syahid.

Mati syahid adalah mati karena berjuang di jalan Allah membela kebenaran. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 154 Allah berfirman: “Wa la taqulu liman yuqtalu fi sabilillahi amwatun. Bal ahya-un walakin la tasy’urun. Yang artinya: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, karena (sebenarnya) mereka itu hidup tetapi engkau tidak menyadarinya.”

Lalu, apakah benar orang yang mati sebab melawan pemerintah yang sah adalah syahid? Apakah mereka mendapatkan kemuliaan kelak di sisi Allah karena dianggap telah membela kebenaran? Sementara, taat pada pemerintah adalah suatu kewajiban, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Baqarah Ayat 59.

Orang-orang yang meninggal karena ada motif membangkang pada pemerintah yang sah bukan sama sekali memiliki derajat syahid. Sebab, melawan pemerintah bukanlah sebuah perbuatan bernilai kebenaran atau membela jalan Allah. Melawan pemerintah justru perbuatan yang buruk dan bertentangan dengan Al-Qur’an. Membangkang pada pemerintah sah adalah sebuah kebatilan yang nyata.

Lebih dari itu, Rasulullah Saw bersabda dalam salah satu hadisnya yang berbunyi:

من مات وليس في عنوقه بيعة (طاعة) مات ميتة جاهلية

Artinya: “Barang siapa meninggal dan padanya tidak ada ketaatan (pada pemerintah sah) maka mati dalam keadaan jahiliyah.”

Melalui hadis nabi ini amat jelas bahwa orang yang mati karena melawan penguasa sah, tidak dalam ketaatan pada pemerintah sah yang tidak menerapkan hukum yang tidak bertentangan dengan syariah maka matinya bukan syahid, akan tetapi mati jahiliyah, mati dalam kebodohan. Na’uzubillah.

Dalam konteks yang lebih luas, mati syahid selain dimaknai mati dalam peperangan melawan kebatilan, dapat pula dalam hal kematian karena hendak menghalau fitnah yang berpotensi terjadi di tengah umat. Bukan hal mengada-ada jika aparat dalam konteks melawan tindakan terorisme, radikalisme, dan premanisme, sesungguhnya mereka sedang berjihad, yang jika wafat, mereka akan mendapatkan predikat syahid sebenar-benarnya.

Tulisan pendek ini sekali lagi menegaskan bahwa mati dalam keadaan membangkan kepada pemerintah sah bukanlah mati syahid, tetapi mati dalam keadaan jahiliyah. Mati melawan aparat yang hendak menghalau fitnah di tengah umat adalah sebuah kematian yang sia-sia, karena melawan kebenaran. Semoga kita semua dijauhkan dari kematian dalam konteks melawan kebenaran agama. Amin.[]

Penulis: Tim Redaksi.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles