spot_img

Antara Akal atau Hati, Kamu Pilih Mana?

PINTEREST

Saat bertindak, sebenarnya akal atau hati yang memerintah manusia? Dari pertanyaan tersebut, tidak sedikit orang yang kemudian menjadi bingung dibuatnya. Akal dulu, apa hati?

Dahulu, orang beranggapan bahwa hati adalah sentral atau penggerak tindakan manusia. Kini dalam kajian-kajian modern, anggapan itu tergantikan oleh anggapan baru.

Telah ditemukan bahwasannya akal pun dapat memerintahkan hati terlebih dahulu. Akal dapat memerintahkan hati, dan begitupun sebaliknya. Artinya keduanya saling berinteraksi, saling berkomunikasi.

Seperti yang pernah dijelaskan oleh Buya Syakur Yasin, akal pun dapat memerintahkan hati walaupun wilayah kerja akal tidak seluas hati. Baginya, akal sifatnya hanya sebagai regulator.

“Akal itu sifatnya hanya menyusun premis-premis, mengambil konklusi, bereksperimen, menguji orang, menyimpulkan, mengimplementasikan.” Begitu yang dikatakan Buya.

Kemudian jika masuk pada wilayah “merasakan” itulah peran hati. Namun perlu digarisbawahi antara hati dan indera manusia nantinya. Disini orang akan beranggapan juga, bukankah indera manusialah yang ‘merasakan’?

Ya, disini indera manusialah yang terlibat langsung dengan realitas eksternal. Namun indera manusia hanya sebatas ‘alat’ untuk kemudian hatilah yang merasakannya.

Kaitan selanjutnya adalah menyangkut irasional & rasional. Apa yang menyangkut hati, akan biasa kita sebut sebagai yang ‘irasional’ dan yang menyangkut akal disebut yang ‘rasional’.

Pada kasus hati, misalnya ketika kita merasakan sedih, galau dan bimbang karena dibayangi oleh kenangan-kenangan lama, kita akan cenderung sulit berkonsentrasi pada sesuatu yang sedang kita kerjakan.

Jika kita biarkan dan sampai berlarut-larut dalam perasaan tersebut, akibatnya akan membuat kita stress bahkan hingga ke tingkat depresi. Dari depresi, hal yang ekstremnya adalah berujung pada tindakan bunuh diri.

Salah satu hal yang dianggap dapat mengatasi masalah irasional di atas adalah dengan cara mengalihkan perhatian kita. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang baik dan positif seperti memperbanyak ibadah kita.

Saat kita sedih, galau dan bimbang karena dibayangi oleh kenangan-kenangan lama, cobalah untuk tidak berlarut-larut di dalamnya dan berusahalah untuk mengalihkan perhatian kita dari perasaan tersebut.

Penulis: Tim Redaksi.

Previous articleDoa Ketika Memakai Pakaian
Next articleDoa Qunut

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles