Tahun 2023 tahun yang menakjubkan! Lolos seleksi petugas haji layanan Media Center Haji (MCH). Bergabung dengan jurnalis-jurnalis senior meliput rangkaian ibadah haji selama dua bulan di Tanah Suci, Makkah dan Madinah. Tak pernah terfikir. Mimpi pun tidak. Daftar seleksi pun hanya coba-coba saja. Barangkali beruntung. Fikirku saat itu.
Dari sisi pengalaman, aku termasuk jurnalis paling junior diantara 60an jurnalis yang ikut seleksi dan lolos. Apalagi basic-ku juga memang bukan jurnalis, tetapi akademisi, yang mengkaji keilmuan tafsir dan pemikiran Islam. Tidak pernah sekolah khusus jurnalis dan ikut pelatihan-pelatihan yang terkait.
Sempat khawatir ketika ternyata teman-teman wartawan yang diterima hampir semua wartawan senior, baik dari televisi, radio, cetak, maupun online. Rerata mereka sudah bergelut di dunia pemberitaan 10-15 tahun. Mereka sudah banyak makan garam soal mencari angel berita dan meracik menjadi bacaan yang enak dinikmati.
Saya memang bekerja juga sebagai jurnalis di media online, Akurat.co, tetapi hanya fokus memproduksi konten-konten keislaman yang tak perlu turun lapangan. Itu pun baru tiga tahun. Kekhawatiranku, apa bisa aku seperti mereka? Mencari berita, meliput, mencari Narsum, dsb selama dua bulan dalam gelaran internasional, haji?
Selama di tanah suci, aku berdoa agar Allah memberi aku kemampuan sama seperti teman-teman jurnalis senior lainnya. Sempat pesimis, namun terus berdiri kembali saat keyakinan kembali bergema bahwa Allah sudah memanggilku ke tanah suci sebagai petugas jurnalis, tidak mungkin Allah tidak kasih kemampuan. Aku yakin semua yang Allah rencanakan semuanya baik bagiku.
Perlahan, aku mulai mempelajari cara teman-teman jurnalis seniorku baik dari TV, Radio, Cetak maupun koran saat mereka mencari isu, ketika mereka mencari angel dari doorstop narasumber, di kala mereka meracik bahan dari lapangan, mengambil video, mengambil foto yang baik, dan melakukan siaran langsung di Instagram (karena live-ku memang di Instagram kantor).
Hari demi hari kulewati, kubelajar banyak hal terutama soal data-data untuk straight news. Waktu terus berjalan. Sedikit demi sedikit aku pahami kerja-kerja wartawan senior. Aku praktikan dan implementasi sendiri dengan hasil karya pemberitaanku di website Akurat.
Pembiasaan yang kujalani dengan menulis berita 4-7 dalam sehari tersebut, membuat aku mulai paham kerja-kerja jurnalis lapangan. Di bulan pertama, aku sudah mulai membiasakan wawancara narsum secara individu dan langsung kubuat berianya. Hingga berlanjut pada bulan kedua, aku sudah mulai bisa mengimbangi kerja-kerja mereka. Meskipun tentu tidak 100% akan sama apalagi lebih bagus kualitasnya.
Setidaknya selama aku sudah mulai bisa memahami tulisan-tulisan staightnews, aku tidak lagi banyak berpangku dengan tulisan-tulisan orang lain yang cukup diolah saja. Aku mulai sering memproduksi berita lapangan. Bahkan sering sekali teman-temanku mengambil hasil beritaku untuk diolah kembali. Yang dulu aku hanya bisa mengambil punya teman, kini tulisanku mulai dilirik juga oleh mereka.
Hingga akhir-akhir masa tugas, aku sudah memahami bagaimana kerja-kerja jurnalis senior dalam memproduksi staightnews. Aku juga memahami bagaimana memproduksi konten yang layak tayang. Bahkan hingga 20 Juli 2023, jumlah beritaku sebanyak 380an berita selama dua bulan. Mengalahkan kurang lebih 15 wartawan lainnya yang jumlah beritanya hanya di bawah angkaku.
Kenapa aku lolos seleksi? Hanya Allah yang Maha Kuasa. Sungguh nikmat yang tak akan pernah aku lupakan. Bisa beribadah haji, menjadi petugas haji, dan jurnalis di Tanah Suci meski harus melalui “pendidikan” terlebih dahulu.
Pendidikan jurnalisku dididik di tanah suci. Allah langsung yang mengarahkanku untuk melakukan ini dan itu melalui teman-teman jurnalis seniorku. Aku mulai paham bagaimana membidik berita yang baik, edukatif, dan informatif yang tidak merugikan siapapun.
Terimakasih, Allah. Rencana-Mu sungguh indah. Masya Allah.
Makkah, 19 Juli 2023.
Lufaefi, Tim Media Center Haji (MCH) 2023.
