Tidak bisa dipungkiri bahwa aksi-aksi radikalisme hingga kini masih menjadi kewaswasan masyarakat Indonesia. Pemboman tempat-tempat ibadah non Muslim di berbagai daerah tidak bisa dianggap sebagai persoalan bangsa yang telah usang. Agenda Teoris itu serasa menjadi agenda tahunan bagi para pelakunya. Setiap tahun masyarakat Indonesia ditakutkan dengan aksi-aksi bom bunuh diri yang merugikan banyak pihak. Atas itu, kepedulian kita semua untuk menjembatani aksi radikalisme dan kekerasan menjadi keharusan, bahkan kewajiban.
Perntanyaannya? Kenapa aksi-aksi tidak bermartabat itu terus berkesinambungan hingga kini? Apa sebab yang paling dominan sehingga terorisme seakan menjadi kegiatan rutin orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu? Dan bagaimana tugas kita menjembatani dan atau meminimalisir aksi-aksi merugikan itu?
Sebab dominan yang memicu gerakan hitam terorisme ialah kaderisasi aktor-aktor teroris yang sangat masif. Dalam bahasa lain bagi para pelaku adalah kaderisasi generasi jihadis dan pembela hakiki agama Allah. Dan, tempat kaderisasi paling gencar serta efektif adalah kampus-kampus, baik kampus Islam atau umum, terutamanya saat tahun baru akademik dimulai dan Mahasiswa Baru (MABA) mulai masuk kuliah. Hal itu karena Mahasiswa – utamanya Mahasiswa Baru – adalah sasaran empuk bagi senior-senior jihadis dalam melancarkan aksi jihad (kekerasan).
Ada berbagai cara yang digalakkan para senior-senior jihadis (pelaku terorisme) di dalam kampus. Ada yang melalui jalan diskusi umum, kegiatan keagamaan, hingga pendekatan personal yang sifatnya kedaerahan. Berbagai cara ini dilakukan guna memperluas jaringan para pelaku teror untuk membesarkan misi jihadnya. Mahasiswa menjadi agen yang siap dinegosiasi guna mau menerima doktrin dan berbagai intrik lainnya. Hingga akhirnya siap untuk melakukan proses untuk menjadi “jihadis elegan”.
Oleh itu, perlu adanya pemahaman yang ditanamkan kepada MABA untuk menjembatani mereka dari radikalisme dan aksi terorisme yang didahului oleh kaderisasi di kampus baru tempat mereka belajar. Perlu adanya pengetahuan yang dunia kampus dan Keagamaan yang harus dimengerti sedini mungkin sebelum MABA terperangkap dalam lubang terorisme. Karena biasanya, jika sudah terperangkap, akan sulit bagi mereka untuk keluar. Doktrin kelompok teror sulit untuk dienyahkan ketika sudah mendarah daging pada jiwa-jiwa Mahasiswa.
Cara sederhana yang harus diketahui oleh MABA saat ditemukan indikasi-indikasi dari perorangan atau organisasi yang mengajak perkumpulan atau pertemuan, hendaknya melihat apakah dalam pertemuan itu dalam ruangannya atau dalam tempat diskusinya didapati lambang-lambang negara, seperti Bendera Merah Putih dan poto Presiden serta Wakilnya.
Atau cara yang lain lagi, usahakan Mahasiswa bertanya sedetail mungkin terkait landasan organisasinya, apakah mengikuti UUD ’45, Pancasila, atau bahkan tidak. Jika mengikuti, dipastikan organisasi tersebut bukan organisasi teroris. Begitu juga lambang-lambang negara lainnya. Sebaliknya, jika situasinya senyap dari lambang-lambang negara dan atau landasan organisasinya tidak berpacu pada hukum negara, kemungkinan besar adalah organisasi radikal.
Hal sederhana lainnya yang bisa dilakukan, hendaknya saat didapati orang-orang yang mengajak pertemuan atau kajian dan sebagainya, tanyakan siapa tokoh pencetus organisasinya itu. Jika sudah dikasih tau, catatlah. Setelah itu, silahkan searching di Internet siapakah tokoh itu. Jika terindikasi sebagai tokoh-tokoh Jihadis, seperti tokoh HTI, ISIS dan lainnya, segeralah berhenti melanjutkan keikutsertaannya.
Terakhir, cara sederhana untuk menanggulanggi dari ajaran-ajaran terorisme yang diawali kaderisasi tersebut cobalah curhat atau bertanya kepada senior Mahasiswa di Kampusnya yang memang sudah dipercaya dirinya. Tanyakan kepadanya akan nama organisasi yang diikutinya. Apakah memang organisasi keagamaan yang baik untuk diikuti atau justru sebaliknya. Jangan sampai “diem-diem bae” tanpa usaha untuk menelaah lebih jauh.
Itulah cara-cara sederhana bagi Mahasiswa Baru untuk tidak terjerumus dalam lubang terorisme yang sangat gencar menyelip di lingkungan kampus. Pengetahuan sederhana itu perlu diketahui bagi siapa saja yang masih akan menjadi Mahasiswa Baru, atau juga bagi Mahasiswa lama sebagai informasi bagi teman-temannya yang tahun ini baru akan menginjak dunia kampus.
Wallahu A’lam.