spot_img

Mengagetkan! Begini Pengakuan Abu Lahab Mendapat Nikmat di Akhirat

 

Abu Lahab yang kafir saja mendapat nikmat karena sekali pernah merasa bahagia saat kelahiran rasulullah Saw. Bagaimana kita yang mukmin, berkali-kali maulidan pula dan selalu merasa gembira atas kelahiran baginda nabi.

Namanya Abdul Uzza bin Abdul Muthalib (w. 624 H). Nama Kuniahnya Abu ‘Utbah karena dinisbatkan pada anak sulungnya yang bernama Utbah bin Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Memiliki nama julukan Abu Lahab (nama yang paling masyhur) karena wajahnya yang putih berseri-seri. Namun sayang, tabiatnya kotras sekali dengan rupanya. Bahkan di film-film pun sosok Abu Lahab ditampilkan dengan wajah yang seram dan garang.

Andaikan orangnya hidup di zaman ini, sudah pasti dihujat habis-habisan di media sosial. Atau mungkin jadi buronan editor nakal dengan editan lucu-lucu dan menggelikan. Dan dipastikan akan menemukan momen trending topik tahunan. Atau mungkin didemo berjilid-jilid.

Kalau kita bandingkan orang terjahat hari ini, rasanya belum ada yang lebih jahat dari Abu Lahab. Orang kafir yang selalu berusaha mencelakai dan, bahkan, berkali-kali berusaha membunuh rasulullah Saw.

Kejahatan Abu Lahab bahkan diabadikan dalam al-quran surat Al-Lahab. Bayangkan, dari sejak surat itu turun hingga sekarang, sudah berapa kali dibaca orang seluruh dunia, setiap harinya, setiap minggunya, setiap bulannya. Membaca surat Al-Lahab berarti “mengutuk” Abu lahab.

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api nerakab (yang bergejolak). Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal. (Q.S. Al-Lahab [111]: 1-5).

Meskipun Abu Lahab meninggal dalam keadaan kafir, dan tentu orang yang meninggal dalam keadaan kafir dipastikan masuk neraka dengan siksa yang sangat pedih, tapi Abu Lahab masih mendapatkan dispensasi satu minggu sekali setiap hari Senin karena pernah merasa gembira saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang diekspresikan dengan memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah al-Aslamiyah (berikutnya Tsuwaibah adalah perempuan pertama yang menyusui rasulullah Saw.)

Banyak  ulama dan sejarawan yang mengatakan bahwa keringanan yang diperoleh Abu Lahab karena dulu semasa hidupnya pernah sekali merasa bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang diekpresikan memerdekakan budak perempuannya bernama Tsuwaibah al-Aslamaiyah. Syekh Ali bin Burhanuddîn al Halbî as Syafî’î (w. 1044 H.) dalam Sîrah al Halbiyah (I/138) menjelaskan:

وثويبة هي جارية عمه أبي لهب وقد أعتقها حين بشرته بولادته صلى الله عليه وسلم أي فإنها قالت له أما شعرت أن آمنة ولدت ولدا وفي لفظ غلاما لأخيك عبدالله فقال لها أنت حرة فجوزى بتخفيف العذاب عنه يوم الإثنين بأن يسقى ماء في جهنم في تلك الليلة أي ليلة الإثنين في مثل النقرة التي بين السبابة والإبهام أي أن سبب تخفيف العذاب يوم الإثنين ما يسقاه تلك الليلة في تلك النقرة.

Artinya:

Tsuwaibah adalah budak perempuan Abu Lahab yang telah dimerdekakannya karena saking bahagia atas lahirnya Nabi Muhammad Saw. Saat itu Tsuwaibah berkata, “Apakah engkau tidak tahu kalau bahwa Aminah telah melahirkan seorang putra dari saudara laki-lakimu (Abdullah)?”

Seketika Abu Labah berkata, “Engkau merdeka!”.

Atas sebab ini Abu Lahab mendapatkan dispensasi berupa keringanan siksa neraka setiap hari Senin dalam bentuk setiap malam Senin bisa minum air yang keluar dari seperti lubang yang berada di antara ibu jari dan jari telunjuk.

Abu Lahab memiliki saudara bernama Al Abbas ra. Dikisahkan bahwa usai satu tahun setelah kematian Abu Lahab, Al Abbas bermimpi melihat Abu Lahab dengan rupa yang sangat buruk karena siksaan menimpanya. Kemudian Abu Lahab mengutarakan pada Al Abbas bahwa dia mendapat dispensasi sebagaimana disebutkan di atas. Kisah ini banyak disebutkan oleh para ulama. Termasuk di antaranya dalam kitab Al-Bidayah Wa an Nihayah karya Al Imam Ibnu Katsir, seorang ulama sekaligus sejarawan terkemuka.

Terakhir, penulis tutup dengan syair Al Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Nashiruddin Ad Dimasyqi rhm. terkait kisah di atas:

اِذَا كَانَ هَذَا كَافِرًا جَآءَ ذَمُّهُ # بِتَبَّتْ يَدَاهُ فىِ اْلجَحِيْمِ مُخَلَّدَا

اَتَى أَنَّهُ فيِ يَوْمِ اْلأِثْنَيْنِ دَائِمًا # يُخَفَّفُ عَنْهُ لِلسُّرُوْرِ بِأَحْمَدَ

فَمَا الظَّنُّ بِاْلعَبْدِ اَلَّذِى كَانَ عُمْرُهُ # بِأَحْمَدَ مَسْرُوْرًا وَ مَاتَ مُوَحِّدَا

Artinya:

“Bila si kafir ini (Abu Lahab) saja yang selalu dicela dalam surat Tabbat Yada dan kekal di dalam neraka, mendapat dispensasi setiap hari Senin sebab merasa gembira atas (kelahiran) nabi Ahmad, bagaimana dengan seorang hamba yang selama hidupnya selalu mencintai nabi Ahmad dan meninggal dalam keadaan bertauhid (beriman)”.

Penulis: Muhamad Abror (Mahasantri Ma’had Aly Sa’iddusshiddiqiyah Jakarta).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles