spot_img

Memaafkan Diri sebagai Self Healing Therapy

 

Hipwee

Seperti dalam lirik lagu Last Child: “Hanya diri sendiri, yang tak mungkin orang lain akan mengerti.” Begitulah kira-kira lirik yang menyatakan bahwa hanya diri sendirilah yang harus dikenali, dipahami. Lalu saya percaya, bahkan sangat percaya karena saya mengalaminya sendiri.

Mengenali diri adalah proses yang amat panjang atau bahkan bisa jadi  seumur hidup kita tidak akan pernah benar-benar mengenali diri kita. Namun tidak perlu khawatir, teruslah berharap, bermimpi dan berjuang demi tujuan hidup masing-masing. Kemudian ketika apa yang kamu impikan tidak tercapai, tak apa, mari kita tetap lanjutkan hidup.

Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri apalagi sampai depresi apabila kita mengalami suatu kegagalan. Barangkali itu adalah salah satu skenario Tuhan yang perlu kita jalani. Berdamailah dengan diri, berdamailah. Maafkanlah diri kita sendiri, maafkan kesalahan-kesalahan diri kita yang lampau dan berterima kasihlah kepada diri sendiri.

Memang, memaafkan itu pada kenyataannya sangat sulit terlebih memaafkan diri sendiri. Apalagi memaafkan sesuatu yang kita anggap sebagai kesalahan besar. Memaafkan diri sendiri jauh lebih berat daripada memaafkan orang lain.

Saat direnungkan atau saat kita bertafakkur, apa bisa kita dengan legowo mengakui semua kesalahan atau dosa yang pernah kita perbuat? Pernahkah anda menyakiti hati orang tua anda?  Atau eberapa sering anda mengeluh dengan diri anda?

Ya, penyakit yang kadang tidak kita sadari adalah penyakit hati (bukan hati organ dalam manusia dalam biologi), itu semua merusak hati anda, yang tersimpan jauh di alam bawah sadar manusia. Bagaimana hal tersebut bisa terus-menerus kita abaikan?

Maka dari sekarang, mulailah sedikit demi sedikit memahami hati, merenungkan, memaafkan, ikhlaskan diri anda dalam menjalani hidup. Karena kita semua tahu, memaafkan lebih lebih sulit namun mulia daripada meminta maaf.

Selain itu, memaafkan diri sendiri juga adalah salah satu self healing therapy loh. Tidak percaya? Mari kita pratikkan sekarang juga, dan lihat pengaruhnya di masa mendatang.

Penulis: Dianty Ambarsari (Tim Redaksi)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles