Salah satu rukun puasa adalah niat. Artinya tanpa niat, puasa dianggap tidak sah. Niat juga sebagai pembeda antara ibadah dan yang bukan ibadah. Niat menjadi pangkal kesempurnaan ibadah seorang Muslim.
Berbicara soal niat, tidak sedikit seseorang ketika hari pertama puasa Ramadhan berniat untuk berpuasa satu bulan penuh. Hal ini sebagai antisipasi jika nanti lupa niat di hari-hari berikutnya. Dengan adanya niat untuk satu bulan penuh itu maka secara otomasis sudah mencover niat puasa selama bulan Ramadhan. Bagaimnakah hukum niat puasa demikian?
Menurut Iman malik hukumnya boleh niat untuk satu bulan penuh dengan hanya niat pada hari pertama. Tapi menurut ulama kalangan mazhab Syafi’i (Syafi’iyah) tidak cukup, akan tetapi wajib niat setiap harinya.
Namun sebagai langkah antisipasi pada hari pertama kita disunahkan niat untuk puasa satu bulan full dengan mengikuti pendapat Imam Malik. Sehingga jika seseorang lupa berniat puasa pada hari berikutnya, maka tetap sah karena sudah diniati di awal secara keseluruhan. Tapi tetap untuk hari-hari berikutnya (satu bulan full) tetap niat setiap harinya dengan mengikuti pendapat Imam Syafi’i.
Adapun lafaz niantnya adalah sebagai berikut:
Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah
Sumber:
Kitab Kasyifah as-Saja, hlm. 117:
Apabila seseorang berniat pada awal malam bulan Ramadhan untuk melakukan puasa keseluruhannya (1 bulan full) maka menurut Mazhab Syafii tidak cukup. Kewajiban niat harus dilakukan pada setiap malamnya. Tetapi menurut pendapat mazhab Maliki niat jamak puasa 1 bulan adalah sunnah. Hal ini untuk menjaga puasa yang lupa tidak diniati. Hal senada juga dikemukakan oleh Mazhab Hanafi. Tapi yang perlu menjadi catatan adalah kita tidak boleh mencampuradukan mazhab. Bila ini dilakukan maka yang terjadi adalah kerusakan ibadah.
Dalam kitab Hasyiyah al-Qolyuby (V/365) dikatakan:
(Keterangan niat di malam hari) artinya pada setiap malam bulan Ramadan menurut kalangan kami (Syafi’iyyah), seperti pendapat kalangan Hanabilah dan Hanafiyyah. Hanya saja di kalangan Hanafiyyah menganggap cukup bila niatnya dikerjakan pada siang hari. Sebab setiap hari pada bulan Ramadan adalah ibadah tersendiri.
Karenanya, diwajibkan membayar kaffarat (denda pelanggaran) bagi seseorang yang berkali-kali bersenggama di siang hari setiap hari-hari Ramadhan. Namun disunahkan di malam pertama pada bulan Ramadhan untum niat berpuasa sebulan penuh untuk mengambil kemanfaatan bertaqlid pada pendapat Imam Malik. Meskipun bagi ulama Syafi’iyyah, niat yang demikian hanya mencukupi pada malam pertama saja.
Penulis: Muhamad Abror (Mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta).